Angkutan Kota (angkot) di Kota Malang terus mengalami penurunan. Terhitung sampai sekarang hanya tersisa sekitar 60 persen dari total jumlah angkot di Kota Malang.
"Pengurangan (jumlah angkot) memang sangat signifikan hingga 40 persen," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra saat diwawancarai awak media, Rabu (25/1/2023).
Widjaja mengatakan penurunan itu disebabkan karena minat masyarakat menggunakan moda transportasi massal mulai menurun. Terlebih saat ini masyarakat banyak yang beralih pada transportasi online dan kendaraan pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Angkot Pasuruan 'Hidup Segan Mati Tak Mau' |
"Memang tidak dipungkiri untuk saat ini angkot kurang diminati masyarakat. Sebab, kurang memberikan layanan yang baik dan berakhir banyak yang memilih transportasi online dan pribadi," kata Widjaja.
Kondisi angkot yang mulai ditinggalkan, kini mulai menjadi perhatian Dishub Kota Malang. Rencana pembahasan lebih dalam untuk mencarikan solusi agar angkot kembali dilirik oleh masyarakat.
"Kita masih akan melakukan pembahasan dan mencari skema terbaik yang smart transportasi. Kami secepatnya akan mempertimbangkan kelanjutannya, apakah nanti ada revitalisasi angkot atau perubahan sistem," tutur Widjaja.
Sementara Kabid Angkutan Umum Dishub Kota Malang, Minto Rahardjo menambahkan untuk saat ini angkot yang masih aktif tinggal 18 trayek dari awalnya ada sebanyak 25 trayek.
"Sebanyak 25 trayek itu, penetapan Perda trayek sekitar tahun 2011 kemudian mulai mengalami penurunan sejak munculnya angkutan online hingga kini tinggal 18 trayek yang aktif," imbuhnya.
(abq/iwd)