Rekening Rp 320 Juta yang Dibobol Tukang Becak Hasil Jual 2 Rumah

Rekening Rp 320 Juta yang Dibobol Tukang Becak Hasil Jual 2 Rumah

Denza Perdana - detikJatim
Senin, 23 Jan 2023 06:01 WIB
Barang bukti sisa uang yang dicairkan Tukang Becak bobol rekening di Surabaya
Barang bukti uang Muin yang tersisa hanya puluhan juta saja. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Muin Zachry, pemilik rekening dibobol Tukang Becak Rp 320 juta melalui Penasihat hukumnya mengungkapkan fakta pilu. Bahwa uang yang dicuri itu hasil menjual 2 rumah.

Penasihat hukum Muin sekaligus putrinya Dewi Mahdalia yang menyatakan uang yang raib diambil Mohamad Thoha hasil menjual 2 rumah di Surabaya dan Sidoarjo.

Tepatnya rumah milik ayah dan ibunya yang berada di Jalan Semarang, Surabaya dan Perumahan Graha Kuncara Eksekutif, Sidoarjo. Total hasil penjualan Ro 345 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya, kan, menjual rumah di Sidoarjo dan di Jalan Semarang, Surabaya, lalu uangnya dimasukkan ke rekening semua," katanya kepada detikJatim, Minggu (22/1/2023).

Kini uang hasil penjualan 2 rumah yang hendak dipakai untuk keperluan tertentu itu hanya tersisa Rp 25 juta. Mohamad Thoha anak kos di rumah ayahnya dan Setu, tukang becak telah menguras Rp 320 juta.

ADVERTISEMENT

Dewi pun mengungkap siapa sebenarnya Mohamad Thoha, dalang pembobolan rekening yang telah mencuri kartu ATM, buku tabungan, hingga KTP milik ayahnya.

Thoha adalah pria yang menyewa kamar kos harian di lantai 2 rumahnya di Jalan Semarang selama 10 hari. Bukan kos bulanan. Saat pencurian terjadi ayahnya sedang Salat Jumat.

"Nah, kami kan ada kos-kosan harian di lantai atas, lalu ada anak kos (menyewa) 10 hari. Ya Thoha itu, dia juga sudah bayar Rp 300.000," ujarnya.

Ayahnya tak mengira KTP dan ATM di dompetnya yang ditinggal bersama celana dicuri oleh Thoha. Termasuk buku tabungan yang disimpan di lemari plastik.

Padahal, saat pencurian itu terjadi, di rumah itu ada ibu Dewi yang sedang sakit dan dijaga ART. Memang kamar tempat ayahnya menyimpan barang itu memang tak dikunci.

Setelah salat Jumat, Muin sangat terkejut kamarnya sudah acak-acakan. Laci tempat ia menyimpan buku tabungan terbuka dan dompetnya menganga.

"Pas pulang, bapak saya kaget ATM nggak ada, lalu slorokan (loker) lemari plastik KTP sama buku tabungan gak ada," katanya.

Upaya memblokir rekening terlambat. Baca di halaman selanjutnya.

Pada saat yang sama Thoha telah bertemu Setu sang tukang becak yang sebelumnya telah dia peralat untuk mengambil uang dan melancarkan aksinya.

Dewi yang mengikuti proses persidangan kasus ayahnya sejak awal menyebutkan bahwa Setu memiliki ciri-ciri botak. Ia mengakui perawakannya mirip ayahnya.

"Thoha ini janjian sama tukang becak kepalanya botak. Sama seperti bapak saya, lalu menyamar sebagai bapak saya. Terus dicairkan tunai di situ, tanda tangan dipalsu," katanya.

Karena curiga ada yang berniat jahat dengan rekeningnya yang berisi uang ratusan juta, Muin sempat bermaksud memblokir rekeningnya ke kantor cabang bank di Pasar Turi.

"Setelah itu bapak saya lari ke kantor cabang Pasar Turi, di situ dicek ternyata ada penarikan besar-besaran di Indrapura. Bapak saya makin kaget terus bilang ke tellernya, 'loh, kok bisa? Wong itu rekening saya, atas nama saya'," kata Dewi.

Muin pun mengkroscek ke kantor cabang Indrapura. Pada saat itulah Muin menanyakan bagaimana bisa teller mencairkan uang miliknya kepada orang lain?

"Setelah itu bapak saya langsung ke kantor bank di Indrapura, dibenarkan ada penarikan. Bapak saya bilang 'lah ini saya yang punya, kok bisa kamu kasihkan? Saya atas nama Muin sendiri'," ujar Dewi.

Bukan uang yang kembali, Muin dapat yang menurutnya tak sesuai ekspektasi. Pihak bank menyatakan bahwa pencairan itu sudah sesuai prosedur korporasi.

"Dari versi bca bilang 'Sesuai SOP karena membawa ATM, buku, dan pin juga sudah tahu', habis gitu nggak lama ketangkap dua-duanya. Tapi bagaimana pertanggungjawaban bank?" Tanya Dewi.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads