Berbagai upaya sudah dilakukan petugas kepolisian. Mulai dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), mencari barang bukti, hingga memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan penyebab kematian perempuan asal Kabupaten Ngawi itu.
"Kami periksa 9 orang saksi terdiri dari teman kosnya, ibu kos, hingga pacarnya," ujar Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Bayu Febrianto Prayoga kepada awak media, Senin (9/1/2023).
Namun, hingga 19 hari berjalan pasca korban ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya dengan luka tusuk di dada, polisi belum memastikan apakah korban tewas karena dibunuh.
"Tapi kalau untuk bunuh diri kemungkinannya kecil, karena pisaunya tidak ditemukan di lokasi kejadian," terang Bayu.
Sebelumnya, Diah ditemukan tewas di kamarnya di rumah kos yang ada di Jalan Sumbersari, Kota Malang pada Kamis 22 Desember 2022 sekitar pukul 13.00 WIB.
"Ditemukannya kemarin sudah meninggal, sekitar jam satu an," ujarnya pemilik kos Sri Sunardi saat diwawancarai awak media akhir tahun lalu.
Setelah penemuan jenazah mahasiswi itu petugas kepolisian membawa jenazah Diah ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Saat itu keluarga menyebut ada luka tusuk di leher korban. Kepala Desa Semen, Paron, Ngawi Yanto mengatakan bahwa luka tusuk itu diketahui keluarga sebelum autopsi Polresta Malang Kota.
"Keluarga melihat saat masih di RS Malang karena polisi minta izin ke keluarga untuk dilakukan autopsi. Terlihat luka tusuk," ujar Kepala Desa Semen, Paron, Ngawi.
Menurut Yanto, jumlah luka tusuk hanya satu di bagian leher saja. Keluarga berharap Polisi bisa mengungkap penyebab tewasnya mahasiswi tersebut.
(dpe/iwd)