5 Fakta Gangster Surabaya Pamer Sajam, Tawuran-Lukai 2 Warga

5 Fakta Gangster Surabaya Pamer Sajam, Tawuran-Lukai 2 Warga

Denza Perdana Kurniaputra - detikJatim
Jumat, 02 Des 2022 14:44 WIB
ILUSTRASI FOKUS (BUKAN BUAT INSERT) PENYERANGAN GENG MOTOR DI KEMANG (ILUSTRATOR: FUAD HASIM/DETIKCOM)
Ilustrasi geng motor. (ILUSTRATOR: FUAD HASIM/DETIKCOM)
Surabaya -

Polisi mengungkap terduga pelaku penyerangan pos jaga di perumahan elit di Surabaya Timur. Sebanyak 15 orang ditangkap.

Mereka dipastikan tergabung dalam Tim Gukguk atau Tim Gukgukguk, salah satu geng atau gangster berisi anak muda yang gemar tawuran.

Berikut fakta-faktanya:

1. Tujuh dari 15 Pemuda Jadi Tersangka, 4 di Bawah Umur

Polisi menetapkan 7 tersangka dari 15 pemuda yang diamankan terkait penyerangan di pos security perumahan elit Surabaya timur yang menyebabkan dua orang terluka bacok. Dari tujuh tersangka yang diamankan, empat di antaranya masih di bawah umur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketujuh tersangka adalah AA (21) NA, (18), RA (18) KS, (15), AN (17), RR (15), dan FF (15). Mereka menjadi tersangka atas penyerangan terhadap MFR (28) dan RDA (28).

"Kita amankan tujuh orang yang melakukan pengeroyokan, penganiayaan menggunakan sajam terhadap korban security dari Pakuwon City. Dari tujuh orang ini, tiga yang dewasa, empat di bawah umur," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto kepada wartawan saat rilis di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Kamis (1/12/2022).

ADVERTISEMENT

2. Pelaku Diamankan di 2 Tempat Berbeda

Anton mengatakan tujuh orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka ini, diamankan oleh Satrekrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak bersama Jatanras Polda Jatim pada Selasa (29/11).

"Beda-beda ya, jadi awalnya sepuluh diamankan di tempat nongkrongnya. Yang lima di rumahnya. Ada yang di Surabaya dan Sidoarjo," ujar Anton.

Tidak hanya mengamankan para pelaku, sejumlah senjata juga diamankan. Di antarnya tiga unit motor, 7 buah senjata tajam jenis clurit dan pedang, 2 buah stik golf, 1 potongan besi, pecahan kaca, dan 9 unit hanphone.

3. Bermula dari Tawuran dengan Gangster Lain

Penyerangan di pos jaga perumahan elite itu bermula dari tawuran antara gangster Gukgukguk melawan gangster Kwok-kwok. Mereka janjian ketemu di MERR. Saat tawuran terjadi, gangster kwok-kwok terdesak karena kalah jumlah. Mereka kocar-kacir. Salah satu anggotanya lari dan terus dikejar.

Korban lari menuju ke pos security perumahan elite di kawasan Kenjeran. Satpam yang jaga bermaksud memberikan pertolongan. Namun satpam itu justru dikeroyok.

"Motifnya tawuran geng Kwok-kwok dan geng Gukgukguk. (Yang dikejar) geng kwok-kwok. Karena kalah jumlah dikejar sampai dengan arah perumahan. Kemudian korban security mau menolong disabet sama mereka ini," ungkap Anton.

Akibat sabetan benda tajam, kedua korban MFR (28) dan RDA (28) mengalami luka bacok. MFR adalah anggota gangster kwok-kwok, sementara RDA adalah security atau satpam komplek perumahan mewah tersebut.

4. Motifnya Hanya Sekadar Pamer Eksistensi

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Arief Ryzki Wicaksana menjelaskan menyebutkan bahwa para pemuda itu melakukan tawuran dengan gangster lain untuk menunjukkan eksistensi. Mereka bahkan sengaja janjian dengan geng lain kapan dan di mana akan tawuran melalui DM di Instagram.

"Mereka hanya ikut-ikutan saja. Untuk eksistensi. Ya karena pengen eksis, maka dibuatkan konten lah sama dia (Panglima gangster)," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto kepada wartawan

Arief berharap dengan telah ditangkapnya pentolan gangster atau panglima mereka ini kejadian tawuran maupun penyerangan terhadap warga oleh para pemuda bersenjata ini tidak terjadi lagi di Surabaya.

"Kami berharap ini berhenti. Menurut saya sudah tindakan tegas, sudah kami amankan semuanya. Baik dari kepala-kepalanya (ketua gengster). Kami berharap tidak ada lagi suksesinya," kata Arif.

5. Fenomena Gangster adalah Perilaku Abnormal Anak Muda Marjinal

Sosiolog Unair Surabaya Prof Bagong Suyanto menanggapi tren gangster atau gerombolan anak muda yang menenteng senjata tajam (sajam) di Surabaya menyebut bahwa fenomena itu perilaku patologis atau abnormal.

Bagong menilai gangster-gangster itu tumbuh subur di lingkungan anak-anak marjinal. "Ini soal mentalitas dan subkultur anak muda, terutama kelompok-kelompok anak muda marjinal," kata Bagong kepada detikJatim, Kamis (1/12/2022).

Bagong menjelaskan, hal itu tentu tak ditemui pada sekelompok atau individu yang perekonomiannya di atas rata-rata. Menurutnya, gangster banyak diikuti oleh para pelajar di sekolah-sekolah pinggiran Metropolitan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Aksi Polisi Kejar Remaja Gangster Bersenjata Tajam di Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/dpe)


Hide Ads