Wulan (32) telah menganiaya anaknya , AP, hingga tewas. Penganiayaan anak 6 tahun itu dilakukan bersama dengan temannya, Lipah (19).
AP kerap disiksa di kos yang ditinggali ibunya di Bulan Banteng Kidul gang 8. Warga yang mendengar kasus ini geram dan kesal kepada dua orang tersebut.
Warga pantas geram karena kedua orang tersebut seakan tak ada penyesalan sama sekali. Warga juga pernah menegur mereka atas perbuatan sadisnya, namun mereka tak menghiraukan teguran warga. Erni menilai, tak ada penyesalan dan permohonan maaf dari lisannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur, saya dan warga jengkel dengan dia (Wulan), kok bisa ada orangtua seperti dia," kata Erni kepada detikJatim, Jumat (25/11/2022).
Erni menjelaskan tak seharusnya orangtua menganiaya buah hatinya seperti Wulan bila melakukan kesalahan. Terlebih, melakukannya secara berlebihan hingga mengakibatkan luka dan tewas.
"Kalau pun memang ada anak yang nakal atau salah, ya ditegur, bukan dianiaya," ujarnya.
Erni menegaskan, ia sangat marah melihat beragam pemberitaan di media online, cetak, hingga televisi. Menurutnya, Wulan tampak tak menyesali ulahnya.
"Saya ya marah begitu tahu dari pemberitaan kalau dia (Wulan) gak ada penyesalan dengan kelakuannya," tuturnya.
"Saya dan warga kalau boleh bilang, Wulan itu bukan manusia," lanjut Erni.
Erni menyatakan Wulan tak layak menjadi ibu atau orang tua. "Dia (Wulan) itu hewan, malah lebih buruk dari hewan," ujarnya.
Menurut Erni, Wulan memang dikenal keras pada AP. Bahkan, juga kerap tak mengindahkan teguran dari warga, tetangga kos, hingga perangkat kampung.
"Meh bendinten, Mas, diajak ngamen, digepuki, cek tego men (Hampir setiap hari, Mas, AP diajak ngamen, dipukulin, kok tega banget)," tuturnya.
Erni mengaku tak sampai hati melihat dan mengetahui penganiayaan yang dilakukan Wulan dan Lipah. Erni mewakili warga turut prihatin dengan meninggalnya AP.
(pfr/iwd)