Polisi memastikan anak berinisial AP (6) mengalami eksploitasi oleh ibunya sendiri, Wulan (32), sebelum tewas dianiaya. Oleh Wulan, AP dipaksa mengamen.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Arief Ryzki Wicaksana mengatakan hal itu diperkuat dengan temuan gitar kecil yang disita sebagai barang bukti. Selain untuk memukul wajah, gitar kecil itu juga digunakan AP untuk ngamen.
"Dipaksa ibunya (Wulan) untuk ngamen, kalau tidak mau atau lambat saat diperintah, maka akan dipukuli," kata Arief kepada awak media saat konferensi pers, Kamis (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal AP yang dipaksa ngamen diamini Wulan dan Lipah (19) berbarengan. Lipah adalah teman Wulan yang juga ditetapkan sebagai tersangka. AP biasanya disuruh mengamen di kawasan Mangga Dua, Wonokromo. AP juga disuruh mengamen di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, Surabaya.
"Ya pindah-pindah, di Ampel sama di Mangga Dua," ujar Wulan dan Lipah, bersahutan.
Pernyataan polisi dan 2 tersangka itu juga diperkuat oleh Wakil Ketua RT 4 Bulak Banteng Kidul gang 8, Erni. Menurut Erni, AP kerap diajak ngamen oleh Wulan dan Lipah.
Namun, untuk detail lokasi dan waktu, ia tak terlalu mengerti. Pun dengan warga sekitar.
"Benar (AP diajak ngamen Wulan dan Lipah), tapi nggak tahu (di mana saja dan kapan)," tutupnya.
(pfr/iwd)