4 Modus Arisan Online Kota Mojokerto Tipu 100 Korban Kerugian Rp 600 Juta

4 Modus Arisan Online Kota Mojokerto Tipu 100 Korban Kerugian Rp 600 Juta

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 12 Nov 2022 11:12 WIB
arisan online di mojokerto
Perwakilan korban penipuan arisol di Kota Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

Bandar arisan online (arisol) di Kota Mojokerto berinisial MGA (28) dilaporkan ke polisi karena diduga menipu sekitar 100 orang. Kerugian para korban ditaksir mencapai Rp 600 juta. Selain arisol, pelaku juga menggunakan 3 cara lain untuk mengakali para korban.

Modus pertama yakni arisol. Korban berinisial ST (34) mengaku kenal dengan MGA karena sering membeli kue buatan pelaku. Emak-emak asal Tarik, Sidoarjo ini 5 kali mengikuti arisol yang digelar pelaku senilai Rp 1-3 juta tahun 2020-2021.

"Awalnya arisan baik-baik saja, pembayaran lancar semua sehingga saya percaya," kata ST kepada detikJatim, Sabtu (12/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, penjahit busana ini memutuskan menjadi peserta arisol senilai Rp 25,5 juta yang digelar MGA sejak Februari 2022. Setiap bulan ST rutin membayar iuran Rp 1,7 juta melalui transfer ke rekening milik pelaku. Ia mendapat giliran menerima arisan tersebut September tahun ini.

Namun, setelah 6 kali membayar iuran kepada MGA, arisol tiba-tiba saja macet pada Juli 2022. Berbagai upaya pun dilakukan ST agar iuran yang ia bayar Rp 10,2 juta kembali. Namun, bandar arisol asal Kelurahan/Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto itu justru kabur. Uangnya hanya dikembalikan Rp 1,7 juta.

ADVERTISEMENT

"Sehingga kerugian saya Rp 8,5 juta. Sudah ada perjanjian pelaku mengembalikan uang para korban, tapi sampai deadline tidak juga dikembalikan. Mulai pertengahan September dia kabur dan tidak bisa dihubungi," terangnya.

MGA juga diduga melakukan penipuan dengan modus investasi di bidang rental mobil. Pria berinisial PR menjadi salah satu korbannya. Dokter asal Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini menginvestasikan uangnya Rp 35 juta kepada MGA sejak awal 2022. Ia dijanjikan menerima profit 20 persen per bulan.

"Awalnya dia bilang ke saya dibuat nambah armada rental mobilnya dia. Nanti hasil menyewakan mobil itu dipakai mengembalikan dana saya dalam 1 tahun dan memberi profit 20 persen setiap bulan," jelasnya.

Dua bulan pertama, dr PR menerima keuntungan dari MGA masing-masing Rp 2 juta. Namun, profit yang dijanjikan pelaku tak pernah ia terima di bulan-bulan berikutnya. Sampai akhirnya ibu anak 1 itu kabur dan tak bisa dihubungi sama sekali sejak September lalu. Sehingga uang Rp 35 juta milik PR kini tak jelas rimbanya.

"Yang membuat saya percaya dia punya aset rental mobil," ujarnya.

Jual beli arisol menjadi modus ketiga MGA untuk menipu para korbannya. Seperti yang dialami LA (48), warga Magersari, Kota Mojokerto. Ia membeli arisol milik teman pelaku seharga Rp 4 juta pada akhir Juni 2022. Ketika itu ia dijanjikan menerima arisan Rp 6 juta awal Agustus lalu.

Namun, hingga pertengahan Agustus ia tak kunjung menerima arisan tersebut. Akhirnya MGA mengaku telah menghabiskan uang darinya Rp 4 juta. Ternyata arisol yang dijual pelaku fiktif belaka. Berbagai upaya pun ia lakukan untuk menagih uang tersebut dari pelaku.

"Setelah itu dia sudah tidak bisa dihubungi, saya datangi ke rumahnya tidak pernah ditemui. Padahal, saya hanya minta uang saya Rp 4 juta dikembalikan," cetusnya.

Ternyata bukan hanya dirinya yang tertipu modus serupa. Sejauh ini ia menjumpai 3 korban lain yang dirugikan MGA senilai Rp 7,55 juta, Rp 9,5 juta dan Rp 10 juta. Dua korban warga Kota Mojokerto, sedangkan 1 orang asal Kediri. LA pun mewakili 3 korban tersebut melaporkan pelaku ke Polres Mojokerto Kota pada Senin (7/11/2022).

"Bukti transfer dan percakapan WhatsApp sudah kami serahkan ke polisi," ungkapnya.

Modus penipuan keempat yang disinyalir digunakan MGA adalah investasi dana pinjaman (dapin). Korban berinisial DW (37), ibu rumah tangga warga Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto mengaku tertipu Rp 30 juta. Ia menyerahkan uang tersebut secara tunai dan bertahap kepada pelaku, yakni 22 Mei, 29 Mei dan 19 Juni 2022.

"Saya dapat rekomendasi dari teman saya katanya MGA ini amanah. Sehingga saya percaya," terangnya.

Menurut DW, dana investasi dari para korban dipinjamkan kepada orang lain oleh MGA dengan bunga tertentu. Ia dijanjikan keuntungan 25 persen setiap bulan. Namun, profit tersebut tak pernah ia dapatkan. Tidak hanya itu, pelaku kabur tanpa memberi penjelasan tentang nasib uang Rp 30 juta miliknya.

"Saya belum dapat profit sama sekali. Uang yang saya investasikan juga tidak dikembalikan," jelasnya.

Kerugian Rp 23,5 juta akibat ulah MGA juga dirasakan AF (36), warga Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Kerugian pertama Rp 15 juta karena investasi dapin kepada pelaku tahun ini. Ia tergiur berinvestasi sebab diiming-imingi keuntungan 25 persen per bulan.

Selain itu, ia juga pernah mengikuti investasi yang sama November 2021. Ketika itu, MGA tertib membayar keuntungan maupun mengembalikan dana investasinya. Sehingga AF percaya dengan investasi dapin yang digulirkan pelaku. Namun, investasi tahun ini tak jelas rimbanya.

"Kerugian saya di investasi dapin Rp 15 juta. Saya tidak tahu dapin tersebut dipinjamkan kepada siapa. Karena tidak ada informasi siapa saja yang dia (MGA) beri pinjaman. Alasannya dana itu macet di para peminjam. Bisa jadi dana itu dia habiskan sendiri," cetusnya.

Kerugian kedua Rp 8,5 juta harus ditanggung AF karena mengikuti arisol senilai Rp 25,5 juta yang digelar MGA. Setiap bulan ia rutin membayar iuran Rp 1,7 juta kepada pelaku. Namun, setelah 5 bulan bergulir atau sejak Juni 2022, arisol tersebut macet total. Bahkan pelaku kabur dan tidak bisa dihubungi sama sekali.

Menurut AF sekitar 100 orang menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan MGA dengan berbagai modus. Para korban berasal dari Kota dan Kabupaten Mojokerto, Jombang, Surabaya, Kediri, serta Yogyakarta. Nilai arisol yang digelar pelaku bervariasi. Mulai dari Rp 5 juta, Rp 6 juta, Rp 12,5 juta sampai Rp 25,5 juta.

"Jumlah korban kurang lebih 100 orang dengan berbagai modus. Kerugian para korban kalau semuanya sekitar Rp 600 juta," tandasnya.

Laporan pertama dibuat korban pada Jumat (4/11/2022). Perwakilan korban melaporkan MGA ke Polres Mojokerto Kota atas dugaan penipuan bermodus arisol, investasi dapin, serta investasi rental mobil.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads