Dugaan penipuan yang dilakukan MGA (28) dengan beberapa modus mengakibatkan para korbannya rugi sekitar Rp 600 juta. Perbuatan bandar arisan online (arisol) di Kota Mojokerto ini mengakibatkan para korban gagal merenovasi rumah, membelikan sepeda motor anak, hingga membuka usaha.
Sedih bercampur kesal, itulah yang dirasakan ST (34), korban penipuan arisol yang digelar MGA. Betapa tidak, ia susah payah menyisihkan penghasilannya sebagai penjahit busana untuk membayar iuran arisol kepada pelaku.
"Saya penjahit baju online. Penghasilan tak menentu, kadang garapan sepi, kadang ramai," kata ST saat berbincang dengan detikJatim, Sabtu (12/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emak-emak asal Kecamatan Tarik, Sidoarjo ini ingin membelikan anaknya sepeda motor untuk sekolah. Sehingga ia mengikuti arisol Rp 25,5 juta yang digelar MGA. Setiap bulan ia rajin mentransfer Rp 1,7 juta kepada ibu anak satu warga Kelurahan/Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto tersebut.
"Susah payah saya menyisihkan uang untuk bayar arisan. Rencananya mau belikan sepeda motor anak saya yang sudah masuk SMP," terangnya.
Sayangnya, keinginan ST harus pupus di tengah jalan. Begitu juga mimpi anaknya mempunyai sepeda motor baru. Sebab arisol yang digelar MGA tiba-tiba saja macet sejak Juli 2022. Bahkan, pelaku kabur sejak pertengahan September lalu.
Tidak hanya itu, ST juga harus menanggung kerugian Rp 8,5 juta. Sebab ia sudah 6 kali membayar iuran kepada MGA sejak Februari lalu. Ketika masalah ini mencuat, ia hanya menerima pengembalian dana Rp 1,7 juta dari pelaku.
"Sehingga kerugian saya Rp 8,5 juta," ungkapnya.
Kesedihan juga dirasakan AF (36), warga Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Ia menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan MGA dengan modus arisol dan investasi dana pinjaman (dapin). Kerugian yang harus ia tanggung mencapai Rp 23,5 juta.
Padahal, AF susah payah mengumpulkan uang tersebut dari penghasilannya sebagai guru TK yang tak seberapa. Pasalnya, ia masih berstatus guru honorer dengan gaji hanya Rp 200 ribu per bulan. Mimpinya membuka toko kecil-kecilan di rumahnya pun kandas.
"Rencana saya uang itu untuk buka toko, saya kumpulkan uang saya dengan cara itu (ikut arisol dan investasi dapin di MGA)," jelasnya.
Mimpi DW (37) merenovasi rumah juga kandas gara-gara ulah MGA. Sebab uang Rp 30 juta yang sejak lama ia kumpulan dari gaji suaminya dibawa kabur pelaku. Belum lagi ibu dua anak asal Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini juga harus menghadapi kekecewaan suaminya.
"Saya hanya ibu rumah tangga, duit dari suami. Rencana duit itu buat renovasi rumah," ujarnya.
DW menginvestasikan uangnya Rp 30 juta kepada MGA secara bertahap pada Mei-Juni 2022. Ia dijanjikan menerima keuntungan 25 persen setiap bulan dari investasi dapin itu. Namun, ia tak pernah merasakan profit tersebut. Bahkan, dana puluhan juta itu tak jelas rimbanya.
"Harapannya kalau bisa uangnya kembali. Saya minta iktikad baik pelaku. Jika tidak, dia harus merasakan dinginnya lantai penjara karena itu sudah pilihan dia," tandasnya.
Sejauh ini baru 8 korban yang melaporkan MGA ke Polres Mojokerto Kota, yaitu pada Jumat (4/11/2022) dan Senin (7/11/2022). Pelaku diduga menipu sekitar 100 orang dengan modus arisol, jual beli arisol fiktif, serta investasi dapin dan bisnis rental mobil. Kerugian seluruh korban ditaksir mencapai Rp 600 juta.
(dpe/iwd)