Matinya sejumlah kucing di lingkungan Patraland Place Kota Malang menjadi atensi sejumlah pihak. Mulai dari masyarakat, kepolisian, juga para pencinta kucing.
Beberapa waktu lalu polisi telah turun tangan melakukan penyelidikan. Salah satu yang disasar adalah memeriksa CCTV yang ada di lingkungan perumahan.
"Kami, kan, metode penyelidikan sendiri banyak. Yang kami dapat malam itu informasi dari Pak RT mengatakan ada kucing mati. Tapi mati kenapa harus dibuktikan dulu, baru labfor, kandungan di dalam tubuh kucing itu apa," kata Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo kepada awak media, Senin (26/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua RT 08, RW 04, Kelurahan Tasikmadu Wiratmono mengatakan dari hasil penelusuran ada sebanyak 4 kucing domestik mati diduga diracuni dan 11 kucing lain hilang di wilayah Perumahan Patraland Place.
Dia juga menyebutkan bahwa populasi kucing domestik atau kucing liar di perumahan itu yang cukup tinggi sempat memunculkan pro kontra warga setempat.
"Populasi kucing jenis domestik atau liar dan kucing ras di perumahan ini populasinya banyak. Warga pun ada yang suka memberi makan dan ada warga yang tidak suka dengan kehadiran kucing-kucing itu karena membuang pup sembarangan," ujarnya.
Untuk menuntaskan itu pertemuan antara tokoh masyarakat, kepolisian, dan para pencinta kucing digelar untuk mencari solusi tentang permasalahan kucing mati tersebut.
Dalam pertemuan yang digelar Selasa (27/9/2022) itu, ada salah satu warga berinisial S yang turut hadir. Dia mengakui dirinya yang mengadukan masalah itu karena kucingnya juga mati.
Pencinta kucing Sri Swastiyanti Marhaeni yang turut hadir menyatakan bahwa saat pertemuan itu S menunjukkan dua rekaman CCTV yang dipakai sebagai barang bukti.
Rekaman CCTV miliknya itu semakin memperkuat dugaan bahwa kucing-kucing di lingkungan perumahan yang kejang-kejang dan mati hampir bersamaan karena diracun.
Ada warga tertuduh yang hendak dilaporkan ke polisi. Baca di halaman selanjutnya.
"Rekaman pertama nunjukin tetangga laki-laki S membawa kantong plastik hitam ditaruh di tengah jalan pada malam hari. Dia (S) menuduh bapak depan rumahnya. Sebab, setelah taruh kantong plastik itu dalam jangka waktu 6 menit balik ke rumah. Besok paginya kucing mati," ujar Pencinta Kucing Sri Swastiyanti Marhaeni.
Ia menambahkan rekaman kedua menunjukkan bahwa tetangga S itu juga pernah memukuli kucing-kucing yang biasa diberi makan oleh S di depan rumahnya dengan sapu, hingga gagang sapu itu hingga patah.
"Ada rekaman CCTV tahun 2019, bapaknya mukul kucing yang makan di rumah sampai sapunya itu patah. Kami semua diperlihatkan itu," kata Sri.
Perlu diketahui, dalam pertemuan itu tetangga yang dimaksud Sri sebagai tertuduh tidak dihadirkan. Dengan bukti CCTV itu, menurut Sri, S berencana melaporkan tetangganya kepada polisi.
Namun, kata Sri, pihak RT dan pihak perumahan setempat menyarankan kepada S agar permasalahan ini diselesaikan secara damai, bukan dengan jalan pelaporan ke polisi.
"Dari pak RT dan Perumahan menganjurkan kalau damai. Tapi dia (S) enggak mau damai. Tetap mau lapor. Terus disarankan lagi agar S bertemu dengan tetangganya yang dituduh meracuni. Kalau bapak itu enggak ada pengakuan, mau ke jalur hukum monggo (silakan)," ujar Sri.
Sebaliknya, jika tetangga yang dituduh mengakui bahwa dirinya yang telah meracuni kucing-kucing yang ada di perumahan tersebut, pengakuan serta pernyataan tertulis tidak akan mengulangi menurutnya sudah akan membuatnya jera.
"Tapi jika bapak itu membuat pengakuan langsung dan ada surat tertulis tidak mengulangi, saya rasa tak perlu ke jalur hukum. Biar ada efek jera beliau mengaku di media sosial kita buat postingan agar viral juga," tandasnya.
Berawal dari viral di media sosial. Baca di halaman selanjutnya
Video viral kucing mati di perumahan itu diunggah di grup Facebook Cat Lover In The World (CLOW) Malang. Narasi video menyebutkan sejumlah kucing yang kejang-kejang lalu mati di Patraland Place itu diduga diracun.
Pendiri CLOW Malang Bimbim membenarkan postingan itu diunggah di grup Facebook usai adanya informasi sejumlah kucing yang mati karena keracunan.
"Temuan itu kan sempat meresahkan cat lovers yang tinggal di perumahan. Sebab, kucing pribadi ada yang kena racun. Ini sebelumnya sempat diunggah di media sosial cuman tidak ada respons dan tindakan," ujarnya.
Ia menyayangkan ada oknum yang nekat meracuni kucing-kucing di perumahan itu. Menurut Bimbim ada cara yang lebih manusiawi jika memang keberatan dengan kehadiran kucing di perumahan.
"Di mana-mana kan memang ada kucing. Tapi ada solusi lain bukan diracun. Mungkin bisa direlokasi atau diseterilisasi," terang Bimbing.
Sebelumnya, salah satu warga perumahan Mawar (bukan nama sebenarnya) mengatakan ada 4 kucing mati dengan gejala sama secara bergantian.
Menurutnya pertama kali kucing ditemukan mati pada Minggu (18/9/2022) lalu.
"Banyak yang bilang kucingnya tiba-tiba kejang-kejang mati. Katanya orang-orang itu matinya mulai tanggal 18-19 itu. Ya yang saya tau itu 4 kucing mati," kata Mawar.
Selain 4 kucing yang mati, kata Mawar, ada beberapa kucing yang hilang dan belum kembali.