Saat Sejumlah Kucing Mati Diduga Diracun di Kota Malang Jadi Atensi Polisi

Saat Sejumlah Kucing Mati Diduga Diracun di Kota Malang Jadi Atensi Polisi

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 26 Sep 2022 05:00 WIB
Kucing di perumahan Patralan Place Kota Malang
Kucing di perumahan Patraland Place Kota Malang yang populasinya cukup banyak. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Kematian sejumlah kucing di lingkungan Perumahan Patraland Place, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang viral di media sosial. Kasus itu menjadi perbincangan warganet hingga menarik perhatian polisi yang turut menindaklanjuti kasus itu dengan melakukan penyelidikan.

Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo mengatakan pihaknya telah mengarahkan Bhabinkamtibnas untuk melakukan koordinasi dengan pihak RT setempat guna mengetahui awal mula temuan sejumlah kucing mati diduga keracunan itu.

"Pengurus RT 08 dan warga perum PL (Patraland Place) dan Bhabinkamtibmas akan mencari pelaku peracunan terhadap kucing yang mati diduga akibat diracun," ujar Anton kepada wartawan, Minggu (25/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pihaknya juga akan membantu pihak untuk menangani permasalahan populasi kucing yang cukup banyak di perumahan Patraland Place. Mungkin dilakukan pemindahan kucing atau dengan cara lain.

Ada sebanyak 4 kucing yang kejang-kejang lalu mati bersamaan diduga diracun di salah satu lingkungan perumahan, Kelurahan Tasikmadu, Lowokwaru, Kota Malang. Sedangkan 11 lainnya dilaporkan hilang.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya Ketua RT 08, RW 04, Kelurahan Tasikmadu, Wiratmono membenarkan ada kucing mati di wilayah Perumahan Patraland Place. Dia juga membenarkan kematian kucing itu diduga karena ada yang meracuni.

"Total ada 4 kucing mati yang diduga diracun. Kemudian ada 11 kucing hilang enggak tahu diambil orang atau keluar aja tapi belum kembali," ujar kepada wartawan di perumahan, Minggu (25/9/2022).

Ia mengakui bahwa populasi kucing di wilayah perumahan itu memang cukup tinggi. Jumlahnya mencapai puluhan ekor. Banyaknya kucing di wilayah perumahan itu pun sempat menuai pro dan kontra warga.

"Jadi ada kan yang memberi makan kucing-kucing liar. Saking banyaknya populasi itu, kucing sampek masuk-masuk masjid dan fatalnya poop di karpet masjid sampai dua kali," kata Wiratmono.

Warga perumahan itu beberapa kali gaduh tentang keberadaan kucing. Baca di halaman selanjutnya.

Tak hanya di masjid, sejumlah warga juga mengaku terganggu dengan adanya kehadiran kucing-kucing itu. Sebab, kotoran kucing itu berserakan di sekitar rumah warga yang tidak ikut memberi makanan atau memelihara kucing.

"Melihat hal itu, saya kemudian membuat surat imbauan kepada warga yang merawat kucing-kucing itu agar mengkondisikan. Karena pecinta kucing punya hak warga, juga punya hak sendiri kan bayar rumah di sini mahal," ujarnya.

Setelah surat edaran dibuat kegaduhan mulai mereda selama kurang lebih 1 bulan. Kemudian keluhan terkait kotoran kucing yang berserakan kembali didapat Wiratmono.

"Saya pun akhirnya kembali membuat surat edaran kedua dan saya tambahi pendataan kucing liar ataupun ras dan foto-fotonya. Sembari kami mencari cara agar permasalahan ini segera terselesaikan," kata dia.

Surat edaran tentang pendataan kucing liar di perumahan itu kembali membuat situasi kondusif. Namun masalah muncul lagi ketika ada salah satu warga pecinta kucing melapor kepada Wiratmono menemukan kucing yang mati.

Video viral kucing mati di perumahan itu diunggah di grup Facebook Cat Lover In The World (CLOW) Malang. Narasi video menyebutkan sejumlah kucing yang kejang-kejang lalu mati di Patraland Place itu diduga diracun.

Pecinta kucing sebut ada cara yang lebih manusiawi daripada meracuni kucing. Baca di halaman selanjutnya.

Pendiri CLOW Malang Bimbim membenarkan postingan itu diunggah di grup Facebook usai adanya informasi sejumlah kucing yang mati karena keracunan.

"Temuan itu kan sempat meresahkan cat lovers yang tinggal di perumahan. Sebab, kucing pribadi ada yang kena racun. Ini sebelumnya sempat diunggah di media sosial cuman tidak ada respons dan tindakan," ujarnya.

Ia menyayangkan ada oknum yang nekat meracuni kucing-kucing di perumahan itu. Menurut Bimbim ada cara yang lebih manusiawi jika memang keberatan dengan kehadiran kucing di perumahan.

"Di mana-mana kan memang ada kucing. Tapi ada solusi lain bukan diracun. Mungkin bisa direlokasi atau diseterilisasi," terang Bimbing.

Sebelumnya, salah satu warga perumahan Mawar (bukan nama sebenarnya) mengatakan ada 4 kucing mati dengan gejala sama secara bergantian.

Menurutnya pertama kali kucing ditemukan mati pada Minggu (18/9/2022) lalu.

"Banyak yang bilang kucingnya tiba-tiba kejang-kejang mati. Katanya orang-orang itu matinya mulai tanggal 18-19 itu. Ya yang saya tau itu 4 kucing mati," kata Mawar.

Selain 4 kucing yang mati, kata Mawar, ada beberapa kucing yang hilang dan belum kembali.

Halaman 2 dari 3
(dpe/fat)


Hide Ads