Guru besar politik dan keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi, menilai Ferdy Sambo masih memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam proses hukum kasus pembunuhan terhadap Brigadi Yosua Hutabarat atau Brigadir J karena ada kekuatan dari kakak asuh. Ini karena Ferdy Sambo merasa dibekingi kakak asuh dan adik asuhnya.
Pria yang juga penasihat ahli Kapolri itu menilai adanya perbedaan kartun rekonstruksi dengan tayangan langsung rekonstruksi pembunuhan Yosua. Muradi menyebut ada upaya Ferdy Sambo untuk memperingan hukuman dengan menolak telah melakukan penembakan saat rekonstruksi digelar beberapa waktu lalu.
"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," kata Muradi seperti dilansir detikNews, Minggu (25/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi. Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," lanjutnya.
Muradi tidak menyebut siapa sosok kakak asuh dan adik asuh yang dimaksud. Namun dia menyampaikan kakak asuh tersebut berperan penting dalam karier Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.
"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu. Lumayan banyak (Kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif. Ada yang sudah pensiun ada, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," ujarnya.
Muradi hanya mengingatkan adanya beking Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh agar proses hukum kasus pembunuhan Brigadir Yosua tidak menimbulkan perlawanan. Menurutnya, dengan Ferdy Sambo mengubah BAP, sama dengan melakukan perlawanan.
"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang. Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS. Ya dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," ucapnya.
Respons Polari soal Kakak Asuh-Adik Asuh
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo enggan bicara banyak soal adanya kakak asuh Ferdy Sambo. Menurut dia, temuan itu ada baiknya disampaikan ke tim khusus.
"Silakan sampaikan saja ke timsus," kata Dedi.
Dedi mengatakan timsus bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum. Dia tidak mau mengomentari lebih lanjut soal dugaan adanya sosok kakak dan adik asuh Ferdy Sambo.
"Timsus bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum," ucap Dedi.
Selanjutnya, Polri membantah dugaan adanya kakak asuh dan adik asuh Sambo
Namun belakangan, Polri juga membantah terkait adanya kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo. Polri bahkan meminta agar tak melenceng dari pokok substansi perkara.
"Terkait kakak asuh adik asuh, itu kan kembali lagi hanya dugaan. Tapi yang jelas saya sudah berkoordinasi dengan Pak Dir maupun Propam, itu tidak ada. Jangan melenceng dari pokok substansi," tegas Dedi.
Dedi mengatakan pihaknya fokus menuntaskan sidang kode etik personel yang terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Polri juga berharap para tersangka bisa segera disidang setelah berkas perkara dikirim lagi ke Kejagung.
"Pokok substansinya adalah sidang kode etik yang sudah dilaksanakan dan banding. Dari hasil keputusan banding yang bersifat kolektif kolegial dan sudah diputuskan PTDH," katanya.
"Itu merupakan keputusan final dan mengikat. Sudah tidak ada lagi upaya hukum yang dilakukan yang bersangkutan di internal Polri. Kemudian, fokus lagi ya segera penuntasan pemberkasan yang saat ini sedang diteliti," tambahnya.
Pengacara Sambo Juga Bantah Dugaan soal Kakak Asuh
Arman Hanis selaku kuasa hukum Ferdy Sambo membantah dugaan kekuatan kakak asuh kliennya. Dia menyebut dugaan Muradi tidak jelas.
"Kami tim kuasa hukum membantah hal tersebut karena tidak jelas apa dan siapa yang dimaksud dengan kakak asuh," kata pengacara Sambo, Arman Hanis.
Arman memberikan penjelasan soal kenaikan pangkat Sambo yang cukup terbilang moncer. Dia menyebut hal itu disebabkan prestasi dan kinerja Sambo.
"Dan terhadap penilaian kenaikan pangkat yang lebih cepat dari klien kami menurut kami pasti sudah dipertimbangkan dengan baik dan matang oleh pimpinan Polri berdasarkan prestasi dan kinerja klien kami," katanya.
Lebih lanjut, Arman tidak mau menanggapi hal ini secara detail. Hal itu lantaran tidak berhubungan dengan proses penyidikan kasus yang sedang bergulir.
"Kami tidak memberikan tanggapan lebih lanjut karena tidak berhubungan dengan perkara yang kami tangani, terima kasih," katanya.