Seorang anak di Ngawi benar-benar durhaka. Ia membunuh ayahnya sendiri. Alasannya tak bisa diterima akal. Ia bosan menunggui dan merawat ayahnya yang sedang sakit strok.
Anak durhaka itu adalah Fahri Wahyu Erfanto. Fahri menusuk Wachid (51), ayahnya yang sedang sakit itu hingga tewas. Dia lalu kabur membawa banyak pakaian. Pada akhirnya Fahri tertangkap.
"Alhamdulillah sudah kita ungkap kasus dugaan pembunuhan dengan korban lansia yang terjadi seminggu lalu. Pelaku mengarah ke anak kandung sendiri yang selama ini kabur sesaat setelah kejadian," ujar Wakapolres Ngawi Kompol Hendry Ferdinand Kennedy saat dikonfirmasi detikJatim Jumat (16/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penetapan tersangka terhadap anak kandung tersebut, kata Hendry, berdasarkan keterangan saksi saudara kandung lain yang menyebut bahwa tersangka selama ini tinggal serumah. Saat korban ditemukan tewas bersimbah darah, tersangka kabur membawa banyak pakaian.
"Dari keterangan saksi saudara kandung bahwa tersangka selama ini menunggu dan merawat ayahnya yang sakit strok. Namun saat korban ditemukan meninggal justru tersangka kabur menghilang bawa pakaian banyak," jelas Hendry.
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Agung Joko Haryono mengatakan bahwa Fahri ditemukan di sebuah masjid di Solo Jateng Kamis (15/9). "Kita temukan saat tersangka berada di sebuah masjid di Solo," tandasnya.
Untuk motif, Hendry mengataka bahwa Fahri sudah bosan menunggu dan merawat ayahnya yang sakit stroke. Fahri mengaku juga ingin merantau.
"Dari keterangan beberapa saksi memang tersangka mengarah ke anak korban yang setiap hari menjaganya. Dari pengakuannya bosan merawat orang sakit dan ingin merantau," ujar Hendry.
Dalam kesehariannya, kata Hendry, tersangka memang menganggur dan selama ini di rumah menjaga ayahnya yang sakit strok. Tersangka mengaku meminta uang untuk merantau kepada tersangka namun tidak diberi.
"Selama ini tersangka tinggal bersama korban karena menganggur dan sekaligus menjaganya," jelas Hendry.
(iwd/iwd)