Kasus tewasnya pelajar di Sidoarjo saat mengikuti ujian silat telah dilaporkan ke polisi. Polisi mengaku sudah menangkap orang yang bertanggung jawab atas tewasnya AR (17).
Kapolresta Sidoarjo Kombes Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan pelaku. Dan kasus ini masih dalam penyelidikan dengan diperiksanya pelaku.
Kusumo juga masih enggan menjelaskan berapa jumlah pelaku yang diamankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku sudah diamankan, besok Rabu (14/9) akan kami rilis," ujar Kusumo kepada detikJatim, Selasa (13/9/2022).
Seperti yang diceritakan Dedik, orang tua AR, peristiwa tewasnya AR berawal saat anaknya pada Minggu pagi sekitar pukul 06.00 WIB berpamitan untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat perguruan silat yang diikutinya. Dedik mengizinkannya. Saat itu ia melihat anaknya baik-baik saja.
Dedik mengaku empat jam kemudian ia mendapat kabar jika anaknya dibawa ke klinik. Pukul 11.30 WIB, Dedik didatangi dua pelatih dan mengabarkan jika anaknya pingsan yang membuatnya dibawa ke klinik.
"Dua pelatih memberikan kabar kalau anak saya pingsan," kata Dedik.
Dedik mengaku dia merasa aneh saat dua pelatih itu bertanya tentang kondisi AR. Pertanyaan itu adalah apakah anak sulungnya tersebut memiliki riwayat penyakit sesak napas dan asma.
"Kami menjawab jika anak saya tak memiliki asma dan sesak napas. Kok bisa pingsan?," ujar Dedik balik bertanya.
Pelatih lalu menjawab jika pelajar kelas XII itu kelelahan. Dedik bersama istrinya, Vevi Vesta serta pelatih kemudian bersama menuju RSUD Sidoarjo. Saat itu, AR sudah berada di ruang ICU UGD. Dedik pun terkejut melihat anaknya sudah koma.
Dedik mengatakan tubuh anaknya sudah terpasang infus. Tak hanya itu, di hidungnya juga keluar darah. Dedik pun merasa ada yang janggal dengan anaknya.
"Ini pasti ada apa-apanya. Ini enggak pingsan, tapi sudah koma. Sekitar pukul 18.00 WIB, anak saya dinyatakan meninggal," imbuh Dedik.
Sempat disemayamkan di rumah, jenazah AR kemudian dimakamkan pada Senin (12/9) sekitar pukul 07.00 WIB.
Dedik kemudian mendapatkan info bahwa anaknya tewas bukan karena kelelahan. Ia mendapat info dari teman anaknya bahwa AR sempat mengalami kontak fisik sebelum pingsan.
"Dari salah satu temannya itu baru saya tahu bahwa anak saya sempat mendapatkan kontak fisik dengan beberapa seniornya," tutur Dedik.
Informasi yang didapat Dedik menyebut usai berlari, ada pukulan dan tendangan yang harus diterima oleh para peserta ujian kenaikan tingkat, termasuk ke AR.
Atas kejanggalan itu Dedik pun melaporkan peristiwa tersebut ke Polresta Sidoarjo.
(iwd/iwd)