Terungkap Pasutri Aniaya Balita di Blitar, Dipukul hingga Disundut Rokok

Terungkap Pasutri Aniaya Balita di Blitar, Dipukul hingga Disundut Rokok

Fima Purwanti - detikJatim
Senin, 05 Sep 2022 19:51 WIB
Pasutri di Blitar akui aniaya balita
TB dan NH, pasutri di Blitar akui aniaya balita (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Polisi mengungkapkan bagaimana penganiayaan pasutri TB (43) dan NH (44) terhadap balita di Blitar. Tak hanya dipukuli, korban juga disundut dengan rokok.

Kapolres Blitar AKBP Adhitya Panji Anom menjelaskan penyiksaan ini diketahui setelah korban dilakukan visum dan juga pemeriksaan keterangan dari saksi maupun tersangka.

"Barang bukti yang kami dapatkan adalah hasil visum di mana luka memar di kepala, mata, hidung, mulut dada serta kedua tangan dan kaki, kata Adhitya, Senin (5/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sulutan rokok ada beberapa bagian. Jadi ada di bagian tangan, paha mulut, bibir pipi juga ada, jempol juga ada," imbuhnya.

Menurut Panji, aksi penganiayaan itu dilakukan saat tersangka emosi kepada korban. Tak hanya TB, istrinya juga diketahui turut ikut menganiaya baik dengan tangan kosong atau alat.

ADVERTISEMENT

"Dilakukan saat pelaku emosi dengan menyulutkan rokok, dengan tangan kosong, menggunakan gayung saat mandi," terang Adhitya.

Sementara itu, TB dalam pengakuannya mengakui semua perbuatannya itu. Ia menyebut mulai menganiaya korban sejak 15 hari terakhir. Ini karena korban kerap buang air kecil dan besar di celana.

Tersangka berdalih, tega menganiaya korban untuk mengajari agar jika buang air besar dan kecil ke kamar mandi.

"Saya mengajari kalau pipis dan poop itu di kamar mandi, tidak di kasur. Kalau dibilang emosi ya emosi, dia (balita) kalau di kamar mandi terus tidak mau keluar. Saya hanya ingin ngasih pelajaran dan ngasih tahu saja," akunya.

Terkait sulut rokok, TB menyebutkan, hanya dua kali menyulut rokok kepada korban. Sedangkan untuk memukul dengan benda atau perabotan rumah sebanyak delapan kali. Aksi penganiayaan itu juga dilakukan oleh sang istri dengan tangan kosong.

TB dan NH mengadopsi alias meminta balita RA untuk dirawat kepada sang nenek dan ibu yang akan berangkat menjadi TKI. Alasannya, karena keduanya belum memiliki keturunan setelah puluhan tahun menikah.

Namun, mereka tega melakukan penganiayaan kepada balita tersebut akibat tak bisa menahan emosi. ia pun mengaku salah dan berdalih hanya mengajari saat buang air.

"Ya saya minta maaf. Kasihan ya sama dia (balita). Saya hanya mau mengajari saja," pungkas TB.




(abq/fat)


Hide Ads