Peristiwa yang disebut Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo 'merendahkan harkat dan martabat keluarga' terjadi di Magelang. Dari sejumlah kesaksian di sidang etik Polri beberapa waktu lalu, kembali bergulir indikasi pelecehan seksual oleh Yosua terhadap Istri Sambo Putri Candrawathi.
Salah satu kesaksian datang dari Bripka Ricky Rizal Wibowo (Bripka RR) yang turut menyaksikan sisa ketegangan di rumah Sambo di Puri Cempaka Residence, Banyurojo, Mertoyudan, Magelang bersama Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E).
Hari itu Kamis, 7 Juli 2022, sekitar pukul 19.15 WIB, dia melihat sisa ketegangan di rumah Mertoyudan bersama Bharada E: saat itu ART bernama Susi menangis di ujung tangga, sedangkan Kuat Ma'ruf berdiri di depan pintu kamar tempat Nyonya Sambo beristirahat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tangisan Putri di Magelang |
Dari mulut Kuat Ma'ruf, sopir pribadi sekaligus ART kepercayaan Sambo, ia mendengar cerita apa yang telah terjadi. Namun ia sendiri mengaku tidak memahami dengan jelas apa yang sedang terjadi meski sempat menanyakan langsung kepada Putri.
Dalam persidangan etik Sambo yang digelar pada pekan lalu yang materinya didapat detikX, Ricky mengaku sempat bertanya langsung kepada Putri tentang apa yang telah terjadi. Namun Putri enggan berterus terang dan malah menanyakan keberadaan Yosua.
Ricky pun mendatangi Yosua untuk mengonfirmasi apa yang telah terjadi sebelum dirinya datang sembari menyampaikan bahwa Nyonya Sambo memanggilnya. Saat itu, kata Ricky, Yosua sedang berada di rumah tetangga.
"Ada apa, sih, Yos?" Tanya Ricky. "Nggak tahu, Bang, kenapa Kuat tiba-tiba marah dengan saya?" Jawab Yosua. Ricky pun memberi tahu Yosua bahwa Nyonya Putri memanggilnya, tapi saat itu Yosua menolak memenuhi panggilan itu.
Hingga akhirnya, setelah Ricky membujuknya, Yosua bersedia memenuhi panggilan Putri. Menurut Ricky, saat itu Yosua sempat diajak bicara empat mata oleh Putri. Sayangnya, ia mengaku tak bisa menguping karena harus berjaga di dekat pintu kamar.
Dari kesaksian Ricky itu, bisa dikatakan bahwa yang mengetahui isi perbincangan empat mata antara Almarhum Brigadir J, selaku ajudan dan sopir pribadi Putri, hanya Yosua sendiri dan Nyonya Sambo yang tahu.
Bincang empat mata itu terjadi usai peristiwa di kamar mandi, yang mana Susi menemukan Putri dalam posisi tergeletak di lantai sambil menangis. Kuat Ma'ruf yang akrab disapa Om Kuat yang meminta Susi mengecek keadaan istri majikannya.
Kuat Ma'ruf pun tak tahu apa yang telah terjadi di Magelang. Baca di halaman selanjutnya.
Kepada Ricky, ART sekaligus sopir kepercayaan Sambo yang karib disapa Om Kuat itu menceritakan bahwa sebelum Susi menemukan Putri di kamar mandi ia mendapati Yosua berdiri di tangga. Tapi saat ia menghampirinya, Yosua justru berlari menghindar sambil menangis.
Lalu, masih dari pernyataan Kuat yang kali ini ia sampaikan di sidang etik Sambo, saat dirinya dan Susi hendak mengangkat Putri dari kamar mandi bersama S, Yosua kembali mendatangi mereka lalu tanpa diminta Yosua berusaha menjernihkan perkara yang melibatkan dirinya.
"Bisa saya jelaskan, Om. Bisa saya jelaskan," kata Yosua seperti ditirukan Kuat saat memberikan kesaksian dalam sidang etik Sambo.
"Di situ saya emosi. Saya turun. 'Ibu kamu apain?' Tapi Yosua malah berlari ke arah dapur lagi. Di situ kan ada meja makan, saya spontan ambil pisau. Saya kantongi pisau itu dan balik lagi ke atas mengangkat Ibu bareng S. Karena S, kan, perempuan, saya bantu (mengangkat) dari belakang," ucap Kuat.
Namun, dalam kesaksiannya, Kuat sendiri tidak menyebutkan perbuatan apa yang telah dilakukan Yosua kepada Putri. Dia akhirnya mengakui bahwa dirinya sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi.
Sebab, ketika ia hendak bertanya langsung kepada Putri, Kuat tidak berani karena Putri lebih banyak diam. Sambil menangis Putri mengatakan kepadanya bahwa Yosua telah berlaku sadis.
Usai mendengar pernyataan Putri itulah Kuat menyarankan agar Nyonya Sambo melaporkan kejadian yang menimpanya hari itu, kepada Sambo. Hingga akhirnya Sambo yang berang merencanakan pembunuhan terhadap Yosua di Jakarta.
Di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Ferdy Sambo, mengungkap adanya dugaan peristiwa pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dialami istrinya, Putri Candrawathi, di Magelang.
Sambo menyebut bahwa dugaan pemerkosaan itu diceritakan langsung Putri Candrawathi kepada dirinya di rumah pribadi mereka Jalan Saguling 3 Nomor 29, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli. Saat itu Putri Candrawathi baru tiba setelah perjalanan dari Magelang.
Sambo menyampaikan itu dalam sidang etik kasus pembunuhan Brigadir J, seperti dikutip detikNews dari CNNIndonesia, Minggu (4/9). Dalam BAP itu Sambo mengungkap, dari cerita istrinya itu telah terjadi dugaan pemerkosaan oleh Brigadir J di Magelang saat Putri beristirahat.