Rohma Sulit Lahirkan Bayi Hingga Divakum di RSUD Jombang, Kenapa Tak Di-caesar?

Rohma Sulit Lahirkan Bayi Hingga Divakum di RSUD Jombang, Kenapa Tak Di-caesar?

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 12 Agu 2022 19:31 WIB
Keluarga ibu dipaksa lahiran normal saat hearing di DPRD Jombang
Keluarga ibu dipaksa lahiran normal. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Rohma Roudotul Jannah (29) kesulitan melahirkan bayinya melalui persalinan normal di RSUD Jombang. Sampai-sampai tim medis menggunakan alat vakum di tengah persalinan.

Kakak Sepupu Rohma, Desi Eka Salindrawati (26) mengaku tidak melihat langsung persalinan adiknya itu di RSUD Jombang pada Kamis (28/7). Ia mendapatkan cerita persalinan itu dari Suami Rohma, Yopi Widianto (26) satu hari setelahnya.

Salah satu momen yang mengusik pikirannya yaitu ketika Rohma kesulitan melahirkan bayi perempuannya secara normal. Sebagai orang awam, ia berpendapat saat itu seharusnya Rohma menjalani operasi caesar. Bukan divakum untuk dilanjutkan persalinan normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak yang bilang gitu, kenapa divakum? Cerita teman saya, ada kasus persalinan sudah bukaan 9. Karena bayinya besar, tidak bisa keluar, langsung di-caesar. Namun, kami tidak paham sebagai orang awam," kata Desi kepada detikJatim melalui sambungan telepon, Jumat (12/8/2022).

Kasus kematian bayi perempuan Rohma di RSUD Jombang saat ini dalam penyelidikan polisi. Penyelidikan dimulai dengan pemeriksaan 11 saksi pada Rabu dan Kamis pekan lalu. Para saksi terdiri dari suami Rohma, Yopi Widianto (26), Kepala Puskesmas Sumobito dr Hexawan Tjahya Widada, 2 bidan Puskesmas Sumobito, 3 dokter spesialis kandungan RSUD Jombang, serta 4 bidan RSUD Jombang.

ADVERTISEMENT

Satreskrim Polres Jombang lantas mengirim hasil pemeriksaan 11 saksi kepada IBI dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim untuk dianalisis pada Jumat (5/8).

Kedua organisasi profesi itu juga menginvestigasi kasus persalinan Rohma yang berujung bayinya meninggal di RSUD Jombang. Sejauh ini, baru IBI Jatim yang menyerahkan hasil investigasi kepada polisi.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha menjelaskan, persalinan normal Rohma awalnya ditangani 1 dokter spesialis dan sejumlah bidan. Namun, persalinan mengalami hambatan sehingga bayi tak kunjung lahir. Tim medis pun menggunakan alat vakum untuk menyedot janin.

"Pengambilan keputusan (menggunakan alat vakum), kan, dokter. Pelaksanaannya bersama," terangnya.

Sayangnya, hanya kepala bayi yang berhasil dilahirkan. Tubuh bayi perempuan itu tidak bisa lahir karena terjadi distosia bahu. Bayi Rohma akhirnya meninggal ketika tim medis berusaha mengatasi distosia bahu. Pada tahap ini, persalinan Rohma melibatkan 3 dokter spesialis kandungan sekaligus.

Penyebab kematian bayi menurut Polisi. Baca di halaman selanjutnya.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha membeberkan, dalam pemeriksaan saksi ditemukan bahwa tim medis RSUD Jombang yang menangani persalinan Rohma sudah menjelaskan alasan mereka lebih memilih menggunakan alat vakum daripada operasi caesar.

"Ada yang menjelaskan alasan-alasan medisnya terkait kenapa tidak di-caesar, kenapa normal. Bidan atau dokter yang menjelaskan. Saya harus melihat dokumen," jelasnya.

Disinggung terkait penyebab meninggalnya bayi yang dilahirkan Rohma, Giadi memilih tidak terburu-buru menjelaskan.

"Yang jelas ada penanganan medis, ada hambatan sehingga meninggal. Kalau jawaban teknis (penyebab) kematiannya, aku takut salah jawab kalau itu," tandasnya.

Rohma menjalani persalinan normal di RSUD Jombang pada Kamis (28/7). Ia sempat beberapa kali meminta agar dioperasi caesar ke petugas medis yang menanganinya. Karena sejak awal Rohma merasa tidak mampu melahirkan secara normal.

Namun, tim medis RSUD Jombang tidak mengabulkan permintaan Rohma. Karena hasil pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan ia dalam kondisi baik. Posisi kepala janin sudah di pangkal pinggul. Selain itu, pembukaan jalan lahirnya juga lancar.

Dokter spesialis kandungan yang menanganinya saat itu menilai Rohma justru berisiko mengalami pendarahan jika menjalani operasi caesar. Karena ketika itu ia mengalami preeklamsia yang salah satunya ditandai dengan tekanan darah tinggi 140/90.

Hingga akhirnya kekhawatiran Rohma pun terjadi karena bayi perempuannya tak kunjung lahir melalui persalinan normal dan akhirnya meninggal. Kasus persalinan Rohma berujung kematian bayi ini diselidiki Satreskrim Polres Jombang sejak Selasa (2/8) sehari setelah suami Rohma, Yopi melapor.

Yopi akhirnya mencabut laporan itu 4 hari kemudian, setelah menerima klarifikasi dari RSUD Jombang dalam hearing dengan Komisi D DPRD. Namun, polisi tetap melanjutkan penyelidikan karena kasus ini bukan delik aduan.



Hide Ads