Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberi arahan khusus terhadap konflik antara warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember dengan warga Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Konflik tersebut berujung pada penyerangan Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo.
Secara khusus, Khofifah memberikan pengarahan saat rapat di Pendapa Pemkab Jember. Rapat tersebut dihadiri forkopimda dua kabupaten serta Kepala Perhutani Jember.
Pertama yang disorot Khofifah adalah tentang lahan milik perhutani yang kini dikelola warga dari dua desa. Yakni warga Desa Banyuanyar dan warga Mulyorejo sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perhutani memang ada program perhutanan sosial. Nah, mumpung saat ini ada kepala Perhutani Jember, jadi mungkin bisa dicek apakah lahan tersebut memang masuk lahan program perhutanan sosial. Kalau iya, bisa ditarik peta sehingga bisa jelas ke depan untuk pengelolaannya. Nantinya bisa diterbitkan sertifikat, semacam HGU. Jadi akan jelas siapa nanti yang berhak mengelola dan batas wilayah pengelolaan lahan tersebut," terang Khofifah, Senin (8/8/2022).
Selanjutnya, kata Khofifah, juga tentang indikasi adanya premanisme. Terutama ketika musim panen tiba.
"Sehingga kasus ini berpotensi muncul pada musim panen, muncul lagi pada musim panen, begitu seterusnya," ujarnya.
Oleh karena itu, Khofifah meminta agar pejabat pemangku dua wilayah, Jember dan Banyuwangi bisa bersama - sama agar aksi-aksi premanisme ini tidak terulang. Mulai pejabat di tingkat kabupaten hingga kecamatan, bahkan desa.
Khofifah juga sorot infrastruktur agar konflik tersebut bisa segera tertangani. Baca di halaman selanjutnya.
"Jadi mulai dari Forkopimda sampai Forkopimcam, baik Jember mau pun Banyuwangi bisa bekerja sama menekan agar tidak terjadi aksi premanisme ini, terutama ketika musim panen kopi," terangnya.
Berikutnya berkaitan infrastruktur. Sebab, lokasi wilayah konflik tersebut perkembangan infrastrukturnya belum begitu memadai. Sehingga, perlu segera ada perbaikan infrastruktur agar ketika ada konflik, bisa segera tertangani.
"Jadi memang mengakses tempat terjadinya konflik ini tidak mudah. Oleh karena itu, memang harus bisa disegerakan akses infrastruktur ke daerah-daerah yang sekarang ini terkonfirmasi potensi terjadinya konflik soasial," terangnya.
Khofifah juga meminta Forkopimda Jember dan Banyuwangi agar segera memfasilitasi pertemuan antara perwakilan masyarakat Desa Banyuanyar dan Mulyorejo. Ini perlu dilakukan untuk membangun hubungan emosional kedua desa. Sehingga, akan terjalin hubungan yang baik ke depannya.
Sebelumnya, peristiwa penyerangan ini terjadi pada Sabtu (30/7). Tokoh masyarakat Silo yang juga mantan Wabup Jember, KH Abdul Muqiet menyampaikan kabar pembakaran penyerangan OTK ini.
"Awal informasi itu, hari Ahad kemarin itu ada acara pengajian di Dusun Tetelandarungan, Desa Mulyorejo. Di sana itu juga dekat dengan lokasi lahan perhutani yang digarap masyarakat setempat," jelasnya, Kamis (4/8/2022).
Sesaat sebelum acara pengajian dimulai, kata pria yang karib disapa Kiai Muqiet tersebut, sejumlah tokoh masyarakat curhat ke dirinya. Bahwa semalam sebelumnya ada penyerangan sekelompok orang.
"Bahwa malam Minggu (Sabtu), ada kejadian 7 rumah penduduk, 2 mobil, dan 5 sepeda motor dibakar. Kejadian ini bukan yang pertama, sebelumnya itu pernah terjadi. Ada satu rumah dan dua motor dibakar," ungkap Kiai Muqiet.
Polisi sendiri telah menetapkan 9 tersangka penyerangan. Sedangkan 6 orang warga Baban Timur dijadikan tersangka premanisme dan saat ini masih diburu polisi.