Pemilik Rumah Jagal Anjing Surabaya Ditawari Pelatihan Padat Karya Kelurahan

Pemilik Rumah Jagal Anjing Surabaya Ditawari Pelatihan Padat Karya Kelurahan

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Selasa, 02 Agu 2022 10:51 WIB
Lurah Sumur Welut menemui pemilik rumah jagal anjing
Foto: Lurah Sumur Welut menemui pemilik rumah jagal anjing (Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Surabaya -

Rumah jagal anjing, di Pesapen IV, Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya digerebek pecinta satwa dan polisi. Mengetahui hal ini, Lurah Sumur Welut merespons dengan mendatangi langsung rumah jagal anjing tersebut.

"Iya kedatangan kami ingin mengroscek kebenarannya. Sudah berapa lama jualan itu dan mendata masuk data MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) atau tidak," kata Lurah Sumur Welut Sri Wahyoeningtiasih, Selasa (2/8/2022).

Sri menjelaskan Sio Petrus, pemilik rumah jagal anjing selama ini menggantungkan hidup dari berjualan daging anjing. Untuk itu, pihaknya akan mengajak pemilik rumah jagal anjing untuk mengikuti berbagai macam pelatihan padat karya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah masuk kategori MBR, kami arahkan untuk mengikuti pelatihan padat karya yang sudah disediakan Pemerintah Kota Surabaya," jelas Sri.

Tawaran Lurah Sumur Welut itu disambut baik Sio Petrus bersama ibunya. Ia pun memutuskan untuk menutup rumah jagal anjing yang selama ini menjadi penghasilan keluarga satu-satunya.

ADVERTISEMENT

"Untuk selanjutnya saya akan tutup, nggak akan jualan kembali alias pensiun. Meskipun ini satu-satunya mata pencaharian keluarga," kata Sio Petrus.

Sebelumnya, Sebuah rumah jagal anjing, di Pesapen IV, Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya digerebek pencinta satwa dan polisi, Minggu dini hari (31/7). Dalam penggerebekan itu, kondisi 4 ekor anjing yang akan dieksekusi dalam kondisi memprihatinkan.

Dari pantauan detikJatim, saat pencinta satwa dan polisi dari Polrestabes Surabaya itu mendatangi lokasi, tampak empat ekor anjing berada dalam karung. Meski hanya terlihat kepalanya, mulut-mulut anjing tersebut dalam keadaan terikat, hingga membuat anjing-anjing tersebut seperti susah napas.

Bahkan, saat petugas mendatangi bangunan dua lantai itu, pandangan anjing-anjing itu seakan merintih meminta pertolongan untuk melepas ikatan. Dari informasi yang dihimpun, bukan tanpa sebab mulut anjing di ikat.

"Biasanya pemilik rumah, tak ingin gonggongan anjing mengganggu tetangga yang sedang beristirahat ketika melakukan eksekusi. Sebelum dibakar hidup-hidup, biasanya digantung atau dipukul kepalanya sampai pingsan," kata Ketua Yayasan Sarana Metta Indonesia dan Animals Hope Shelter Christian Joshua Pale.




(abq/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads