Usai digerebek dan dilaporkan ke polisi, pemilik rumah jagal anjing di Pesapen IV, Kelurahan Sumur Welut, Lakarsantri buka suara. Pemilik rumah jagal anjing bernama Sio Petrus membantah apa yang dituduhkan pencinta satwa mengenai sadisnya dirinya ketika membunuh anjing.
"Saya ini nggak pernah mukul anjing hingga pingsan, terus membakar hidup-hidup anjing seperti yang dikatakan pecinta hewan itu," kata Sio Petrus di rumah jagal anjing, Senin (1/8/2022).
Kepada detikJatim pria yang akrab di panggil Petrus itu menjelaskan proses membunuh anjing yakni dengan digantung hingga mati. Setelah itu, anjing itu dibakar hingga bulu di tubuhnya bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang kami ikat mulutnya agar tidak menggonggong. Tapi kalau mukul enggak pernah. Kami gantung sampai mati terus dibakar. Kemudian kami kuliti dan dipotong-potong, terus dimasak rica-rica," kata Petrus.
Sehingga, kata Petrus, ia membantah apa yang dituduhkan para pecinta hewan yang kini melaporkannya kepada polisi. Namun, ia juga tidak membenarkan apa yang dilakukannya dengan menjual daging anjing rica-rica.
"Tapi saya akui memang anjing bukanlah hewan untuk dikonsumsi. Tapi, kan, bukan hewan dilindungi. Dan ini hanya untuk beberapa orang yang menyukai daging anjing," kata Petrus.
Sebelumnya sebuah rumah jagal anjing di Pesapen IV Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya digrebek pecinta satwa dan polisi. Dalam penggerebekan yang Minggu (31/7/2022) dini hari itu kondisi 4 ekor anjing yang akan dieksekusi sudah memprihatinkan.
Dari pantauan detikJatim, saat pecinta satwa dan polisi dari Polrestabes Surabaya itu mendatangi lokasi tampak empat ekor anjing berada di dalam karung hanya terlihat kepalanya. Selain itu, mulut anjing itu dalam keadaan terikat sehingga terlihat anjing-anjing itu seperti kesusahan bernafas.
Bahkan, saat petugas mendatangi bangunan dua lantai itu, pandangan anjing-anjing itu seakan merintih meminta pertolongan untuk melepas ikatan. Dari informasi yang dihimpun, bukan tanpa sebab mulut anjing di ikat.
"Biasanya pemilik rumah, tak ingin gongongan anjing mengganggu tetangga yang sedang beristirahat ketika melakukan eksekusi. Sebelum di bakar hidup-hidup, biasanya di gantung atau di pukul kepalanya sampai pingsan," kata Ketua Yayasan Sarana Metta Indonesia dan Animals Hope Shelter, Christian Joshua Pale, Minggu (31/7/2022).
(dpe/iwd)