Polisi melakukan olah TKP di rumah jagal anjing di di Jalan Pesapen IV, Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri,Surabaya. Lalu bagaimana hasilnya?
Kasubnit Tipidek, Sat Reskrim Polrestabes Surabaya, Ipda Raka Bima Grimaldi mengatakan olah TKP dilakukan sejak proses anjing datang hingga dimasak.
Menurut Bima, anjing-anjing malang tersebut datang dalam kondisi dimasukan ke dalam karung dengan mulut terikat. Ini agar suaranya tak mengganggu warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil identifikasi, setelah anjing datang, anjing itu memang dimasukkan ke dalam karung dengan mulut terikat. Itu dilakukan agar suaranya tidak mengganggu warga sekitar," jelas Raka, Senin (1/8/2022).
Anjing itu, lanjut Bima, kemudian digantung dan mendapat pukulan hingga mati. Selanjutnya baru anjing dibakar dan dikuliti untuk menghilangkan bulu-bulunya dan kemudian dicincang.
"Setelah itu, anjing tersebut digantung hingga mati. Kemudian dibakar untuk menghilangkan bulunya. Setelah itu baru dikuliti dan dipotong untuk dijadikan masakan," lanjut Raka.
Raka menyebut proses pembantaian anjing dilakukan di lantai 2. Sedangkan untuk proses masak dilakukan di lantai 1.
Dalam olah TKP juga ditemukan bahwa pemilik rumah jagal anjing tidak menjual daging anjing dalam kondisi mentah. Namun sudah matang dan diolah menjadi rica-rica.
"Dijualnya setelah menjadi masakan rica-rica. Proses eksekusinya di atas rumah, tapi masaknya di lantai bawah," tutup Raka.
Sebelumnya, sebuah rumah di Surabaya yang jadi tempat jagal anjing digerebek pencinta satwa. Penggerebekan dilakukan setelah komunitas pencinta satwa menyamar sebagai pembeli.
Komunitas pecinta satwa yang mengatasnamakan Yayasan Sarana Metta Indonesia ini melakukan penggerebekan didampingi Polsek Lakarsantri. Mereka mendatangi rumah jagal anjing yang berada di Surabaya Barat.
(abq/iwd)