Tuban -
Seorang anak kiai di Tuban diduga menghamili pelajar SMP hingga melahirkan anak laki-laki. Warga menyebut kasus ini mirip anak kiai Ponpes Shiddiqiyyah di Jombang, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42).
Pelajar perempuan warga sebuah dusun salah satu desa di Plumpang, Tuban ini melahirkan di luar nikah pada Selasa (19/7). Saat melahirkan, pelajar tersebut masih berusia 14 tahun.
Pemerkosaan hingga hamil dan melahirkan itu diduga terjadi tahun lalu ketika korban menjadi santriwati sebuah TPQ. Saat itu, korban mengikuti kegiatan yang mengharuskan santri dan santriwati menginap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusjito, kepala dusun tempat tinggal terduga korban sekaligus tempat TPQ itu berada, membenarkan jika yang menghamili korban merupakan anak seorang kiai.
"Betul anak kiai. Ya kiai di dusun ini. Jadi TPQ itu setahun yang lalu mengadakan mondok begitu," ujar Rusjito saat dihubungi detikJatim, Jumat (22/7/2022).
Rusjito membenarkan bahwa korban telah melahirkan seorang bayi pada 19 Juli lalu. Kepala Dusun itu mengaku tidak tahu bagaimana bisa terduga korban hamil kemudian melahirkan pada 19 Juli lalu. Berdasarkan informasi yang dia dapat, itu akibat pacaran yang kebablasan.
"Kalau katanya, sih, itu pacaran yang kebablasan lah. Wong yang laki-laki itu sering apel (datang ke rumah korban) begitu," kata Rusjito.
Mengenai kapan dan di mana peristiwa diduga pemerkosaan terhadap anak itu terjadi, Rusjito menyatakan dirinya tidak tahu. Selain itu, dusun juga tidak mengambil sikap apapun.
Meski demikian, ia sendiri tidak mengambil sikap apa pun sebab pihak keluarga terduga korban, dalam hal ini kedua orang tua korban, memang tidak melaporkan apa yang dialami putrinya.
"Dari pihak keluarga tidak ada yang menuntut, kok. Ya, tadi oleh pihak Polres (yang sudah mendatangi rumah korban), diminta membuat pernyataan damai yang diketahui oleh kepala desa, begitu," kata Rusjito.
Korban sudah melahirkan anak laki-laki, di halaman selanjutnya!
Salah satu perangkat desa yang enggan disebut namanya membenarkan bahwa kabar tentang dugaan pencabulan oleh anak kiai terhadap santriwati di sebuah TPQ itu terjadi di desanya.
Dia mengatakan bidan yang menangani pun sempat menanyakan tentang kehamilan itu kepada pelajar perempuan itu. Informasi yang dia dapat dari bidan, terduga korban mengaku bahwa yang menghamilinya adalah anak seorang kiai.
"Setelah ditanya, katanya sama anak kiai. Ini tadi ada pihak Polres turun juga. Ya, saya minta pihak polres menemui langsung yang bersangkutan di rumahnya," kata perangkt desa tersebut.
Dia membenarkan bahwa desas-desus yang beredar di warganya mengait-kaitkan kasus ini dengan kasus yang terjadi di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, yang dilakukan oleh Mas Bechi yang merupakan anak kiai.
"Jadi ini dikait-kaitkan dengan kasus di Jombang. Kata warga begitu. Jadi dia (korban) ini ngaji siang di TPQ, malamnya disuruh ngaji menginap di situ bersama santriwati lainnya. Katanya begitu," ujarnya.
Sementara itu, bidan desa setempat Lilis menyebut, pada hari kelahiran bayi itu dia memang dihubungi pihak keluarga. Sayangnya, pada saat yang sama dirinya sedang mengikuti kegiatan tertentu. Karena itu pihak keluarga membawa remaja itu ke bidan lain yang lokasinya berada di dekat Puskesmas Klotok.
"Itu sorenya sudah telepon saya, tapi karena saya memang ada kegiatan saya bilang tidak bisa. Sebetulnya periksanya sama saya. Arahnya sesar. Tapi keluarga bilang anaknya sudah tidak kuat. Katanya punya keluarga yang juga bidan, nah akhirnya dibawa ke sana, di dekat Puskesmas Klotok," ujar Lilis.
Kepada detikJatim Lilis menceritakan informasi yang dia dapatkan. Pada saat tiba di bidan yang dia maksudkan di dekat Puskesmas Klotok, ternyata benar remaja itu memang hendak melahirkan.
"Sampai di sana sudah bukaan 8, akhirnya lahir normal. Iya, normal, tidak jadi sesar. Nah itu yang saya tahu. Mohon maaf, saat itu memang saya tidak bisa mendampingi langsung. Tapi dari pihak desa, kan, sudah mendampingi. Bagi kami yang penting ibu dan anaknya selamat," ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M Gananta membenarkan adanya informasi tentang dugaan pemerkosaan oleh anak kiai di Tuban. Pihaknya pun sedang melakukan penyelidikan ke rumah terduga korban.
Pelaku dan korban akan dinikahkan, di halaman selanjutnya!
"Penyidik saya masih di sana. Ini, kan, keluarga korban juga belum melapor. Info melahirkan tanggal 19 itu yang masuk ke kami. Tapi di mana (lokasi pencabulannya), kami belum dapat info lanjutan," ujarnya.
Gananta ketika dihubungi detikJatim menyatakan dirinya tidak bisa menyampaikan keterangan lebih detail, karena pihaknya masih melakukan penanganan.
"Saya belum bisa statement lebih lanjut, karena masih sedang kami lakukan penanganan. Saya juga masih menunggu laporan dari penyidik di lapangan," katanya.
Kepala desa setempat, Rusjito mengatakan berdasarkan keterangan pihak keluarga korban, korban rencananya akan dinikahkan dengan anak kiai yang diduga memperkosanya hingga hamil dan melahirkan.
"Tadi, berdasarkan kesepakatan keluarga akan dinikahkan. Dari keluarga juga tidak ada yang menuntut. Karena itu tadi oleh pihak Polres disuruh membuat pernyataan damai yang diketahui oleh kepala desa," ujarnya.
Rusjito memastikan bahwa saat ini kondisi remaja putri yang akan dinikahkan di bawah umur itu sehat. Termasuk bayi yang baru dilahirkan. Selain itu, pihak Dinas Sosial juga sudah ke rumahnya untuk memberikan motivasi.
Mengenai rencana pernikahan itu, Rusjito mengatakan bahwa pihak keluarga telah mengajukan pengantar surat nikah ke kantor urusan agama (KUA) setempat. Karena terduga korban di bawah umur, ia mengatakan ada proses yang perlu dilalui.
"Sekarang sedang diajukan surat nikah. Karena masih di bawah umur jadi perlu ada sidang juga untuk (dispensasi) menikah dari KUA. Ya, sekarang ini dia (korban) di bawah umur. Kelahiran 2008 (14 tahun)," katanya.
Rusjito juga menceritakan dalam pertemuan di rumah terduga korban hari ini pihak keluarga hanya berharap satu hal, meski putri mereka akan segera menikah tapi masih tetap diizinkan untuk tetap sekolah. "Keluarga minta anak mereka tetap bisa sekolah," kata Rusjito.