Pemerkosaan hingga hamil dan melahirkan itu diduga terjadi tahun lalu ketika korban yang juga santriwati sebuah TPQ mengikuti kegiatan yang mengharuskan santri dan santriwati menginap.
Rusjito, kepala dusun tempat tinggal terduga korban sekaligus tempat TPQ itu berada membenarkan bahwa yang menghamili korban merupakan anak seorang kiai.
"Betul anak kiai. Ya kiai di dusun ini. Jadi TPQ itu setahun yang lalu mengadakan mondok begitu," ujar Rusjito saat dihubungi detikJatim, Jumat (22/7/2022).
Rusjito membenarkan bahwa korban telah melahirkan seorang bayi pada 19 Juli lalu. Kepala Dusun itu mengaku tidak tahu bagaimana bisa terduga korban hamil kemudian melahirkan pada 19 Juli lalu. Berdasarkan informasi yang dia dapat, itu akibat pacaran yang kebablasan.
"Kalau katanya, sih, itu pacaran yang kebablasan lah. Wong yang laki-laki itu sering apel (datang ke rumah korban) begitu," kata Rusjito.
Mengenai kapan dan di mana peristiwa diduga pemerkosaan terhadap anak itu terjadi, Rusjito menyatakan dirinya tidak tahu. Selain itu, dusun juga tidak mengambil sikap apapun.
"Kalau itu (kapan dan di mana kejadian dugaan pencabulan itu terjadi), saya tidak tahu," ujarnya.
Meski demikian, ia sendiri tidak mengambil sikap apa pun sebab pihak keluarga terduga korban, dalam hal ini kedua orang tua korban, memang tidak melaporkan apa yang dialami putrinya.
"Dari pihak keluarga tidak ada yang menuntut, kok. Ya, tadi oleh pihak Polres (yang sudah mendatangi rumah korban), diminta membuat pernyataan damai yang diketahui oleh kepala desa, begitu," kata Rusjito.
Salah satu perangkat desa yang enggak disebut namanya membenarkan bahwa kabar tentang dugaan pencabulan oleh anak kiai terhadap santriwati di sebuah TPQ itu terjadi di desanya.
"Memang dari pihak keluarga (korban) tidak menemui desa. Ini, kan, cuma dari warga dari bidan yang ngomong. Setahu saya dia masih sekolah, kemudian kok hamil. Dia (korban) ini kelas II di salah satu SMP Negeri di Plumpang," ujarnya.
Dia mengatakan bidan yang menangani pun sempat menanyakan tentang kehamilan itu kepada pelajar perempuan itu. Informasi yang dia dapat dari bidan, terduga korban mengaku bahwa yang menghamilinya adalah anak seorang kiai.
"Setelah ditanya, katanya sama anak kiai. Ini tadi ada pihak Polres turun juga. Ya, saya minta pihak polres menemui langsung yang bersangkutan di rumahnya," katanya.
Dia membenarkan bahwa desas-desus yang beredar di warganya mengait-kaitkan kasus ini dengan kasus yang terjadi di Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, yang dilakukan oleh Mas Bechi yang merupakan anak kiai.
"Jadi ini dikait-kaitkan dengan kasus di Jombang. Kata warga begitu. Jadi dia (korban) ini ngaji siang di TPQ, malamnya disuruh ngaji menginap di situ bersama santriwati lainnya. Katanya begitu," ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M Gananta membenarkan adanya informasi tentang dugaan pemerkosaan oleh anak kiai di Tuban. Pihaknya pun sedang melakukan penyelidikan ke rumah terduga korban.
"Penyidik saya masih di sana. Ini, kan, keluarga korban juga belum melapor. Info melahirkan tanggal 19 itu yang masuk ke kami. Tapi di mana (lokasi pencabulannya), kami belum dapat info lanjutan," ujarnya.
Gananta ketika dihubungi detikJatim menyatakan dirinya tidak bisa menyampaikan keterangan lebih detail, karena pihaknya masih melakukan penanganan.
"Saya belum bisa statemen lebih lanjut, karena masih sedang kami lakukan penanganan. Saya juga masih menunggu laporan dari penyidik di lapangan," katanya.
(dpe/iwd)