Pengurus Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Edi Setiawan diperiksa polisi dua hari berturut-turut karena video orasi berisi ajakan berperang membela Tarekat Shiddiqiyyah. Kepada polisi Edi mengaku berorasi untuk menggelorakan semangat Jemaah Shiddiqiyyah.
Pemeriksaan Edi dimulai Rabu (13/7) sekitar pukul 09.00 WIB di ruang Unit Tipidum Satreskrim Polres Jombang. Saat itu Edi meminta pemeriksaannya dihentikan sekitar pukul 18.30 WIB. Karena belum tuntas, ia kembali diperiksa keesokan harinya sekitar pukul 13.00-16.30 WIB.
"Keterangan dia (Edi), itu (orasi) spontan, motivasinya hanya menggelorakan semangat (jemaah Shiddiqiyyah). Itu keterangan dia lo, ya. Tapi kan kami belum tahu niat aslinya," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha kepada wartawan di kantornya, Jumat (15/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giadi menjelaskan saat ini Edi masih berstatus sebagai saksi. Selanjutnya, pihaknya menganalisis video orasi Edi yang beredar dan hasil pemeriksaan terhadap Edi. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan ahli bahasa dan ahli-ahli lain yang dibutuhkan untuk menyelidiki kasus ini.
"Kami masih koordinasi dengan ahli bahasa dan ahli-ahli lainnya yang kami butuhkan untuk mengkonstruksi apakah yang dilakukan saudara E masuk dalam kategori melakukan tindak pidana atau tidak," jelasnya.
Dalam video berdurasi 2 menit 5 detik itu seorang pria berkemeja hitam dan kopiah hitam berorasi di depan ratusan jemaah. Dalam bagian akhir orasinya, pria ini diduga menyampaikan ajakan berperang membela Tarekat Shiddiqiyyah.
"Jika Shiddiqiyyah memanggil kita lagi siap kita berjuang? Siap kita berperang? Siap kita membela Shiddiqiyyah? Siap kita membela Sang Guru? (Disambut teriakan Siap). Insyaallah Allah meridoi apa yang kita lakukan ini dan ini akan dicatat baik di dunia sebagai sejarah perkembangan pelestarian Shiddiqiyyah dan sampai nanti di akhirat (Diamini massa)," ucap si orator seperti dikutip detikJatim.
Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto membenarkan orasi dalam video itu dilakukan pengurus Orshid bernama Edi Setiawan di halaman kediaman Musryid Tarekat Shiddiqiyyah KH Muhammad Muchtar Mu'thi pada Jumat (8/7) sore.
Saat itu, pengurusOrshid menyambut kedatangan 318 orang yang dipulangkan dari Polres Jombang. Terdiri dari 75 santri dan 243 jemaahShiddiqiyyah. Mereka diamankan karena sempat dianggap menghalang-halangi penangkapan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42).
"Benar, dan kepentingannya adalah menyemangati 300-an santri yang baru dipulangkan dari Polres. Bukan untuk provokasi," kata Joko kepada detikJatim, Minggu (10/7/2022) lalu.
Rupanya, Edi sudah melayangkan surat klarifikasi kepada Joko terkait video orasi itu. Dalam surat yang juga diterima detikJatim, Edi menyatakan 318 santri dan jemaah Shiddiqiyyah saat itu datang dalam kondisi kehilangan semangat, lunglai, dan menangis haru.
Sehingga pihaknya berorasi untuk memberi semangat agar mereka tetap siap berjuang menjalankan program pesantren. Dalam orasinya, Edi sengaja membawa cerita perang badar karena kedatangan 318 jemaah dan santri Shiddiqiyyah kala itu disambut selawat badar. Terkait pertanyaan 'siap kita berperang?', Edi menyadari tak sempat mengucapkan kalimat itu secara utuh.
"Siap kita berperang melawan hawa nafsu? Maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah perang badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah, sehingga saya hanya menyampaikan 'siap berperang?' Yang seharusnya 'siap berperang melawan hawa nafsu?'," tulis Edi.
(dpe/iwd)











































