Julianto Eka Putra alias JE terdakwa kasus dugaan kekerasan seksual terhadap sejumlah siswa SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu merupakan seorang pebisnis, praktisi, dan motivator nasional. Ia yang mendirikan SMA SPI sejak 2003 silam dan resmi membukanya sejak 2007.
Berdasarkan pengakuan sejumlah terduga korban melalui Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait beberapa waktu lalu, beberapa korban bahkan telah mengalami kekerasan seksual oleh JE sejak sekitar 2009. Atau sejak awal-awal sekolah itu berdiri.
JE mengawali kiprahnya di dunia bisnis dengan menjadi sales berbagai barang, agen asuransi, hingga berjualan keripik kentang. Ia juga sempat menjabat posisi tertentu di sebuah bank sembari merintis kejayaannya di bisnis multilevel marketing (MLM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui salah satu bendera MLM luar yang berkiprah di Indonesia itulah nama JE dikenal. Bersama sejumlah rekannya ia membesarkan MLM yang karib dikenal dengan akronim HD itu sejak tahun 90-an. Sambil mengembangkan bisnis MLM itu ia kerap menyampaikan motivasi untuk para downline (istilah khas MLM saat itu).
Pria yang selalu tampil energik dengan suara keras menggelegar seperti bisa dilihat dalam sejumlah tayangan YouTube itu mulai dikenal sebagai salah satu motivator berpengaruh di Surabaya. Salah satu kalimat khas yang kerap ia lontarkan kepada para pebisnis yang mengikuti ceramahnya adalah, "selama tidak berdosa, lakukan!"
Telah ada 20 perusahaan di bawah bendera Binar Group yang dia bangun dengan jaringan bisnis yang tersebar di berbagai kota seperti Jakarta, Makassar, Semarang, Surabaya, Batu, dan hampir di kota-kota besar lain di Indonesia.
Binar Group adalah perusahaan yang berpusat di Surabaya dengan banyak divisi. Dari financial and investment, penerbitan buku, pelatihan/motivasi SDM, produksi pangan, properti, dan masih banyak lainnya.
![]() |
Kemudian pada 2003 silam ia mulai membangun sedikit demi sedikit Sekolah Menengah Atas Selamat Pagi Indonesia yang mengusung konsep sekolah gratis untuk anak-anak yatim piatu dan duafa dari berbagai daerah di Indonesia. SMA itu mulai beroperasi pada 2007 untuk mencetak entrepreneur muda.
Banyak pelajar dari beragam daerah di Indonesia mengenyam pendidikan di sana. Mereka mendapat fasilitas hunian asrama di kompleks sekolah. Latar belakang pelajar merupakan warga yang tidak mampu dan yatim piatu. Kesuksesan pendirinya membawa sekolah ini berlabel terakreditasi A.
Bahkan, sebuah film berjudul Anak Garuda besutan Faozan Rizal dan penulis naskah Alim Studio, terinspirasi dari kisah pendiri sekolah ini dan 7 alumni untuk meraih impiannya.
"Sekolah terakreditasi A, gratis biaya sekolah, dapat asrama dan uang saku. Banyak pelajar berasal dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu MD Furqon, Selasa (1/6/2021).
Tak hanya itu, kasus ini juga mendapatkan atensi dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Sebanyak 2 dari 14 orang korban persetubuhan berulang yang diduga dilakukan JE bertemu dengan Menteri Bintang.
JE yang sempat menjadi nominator dalam penghargaan Kick Andy bahkan sempat mengantarkan SMA SPI dapat penghargaan dalam Kick Andy Heroes. Dengan konsep sekolah tak biasa itulah kisah inspiratif perjuangan siswa SMA SPI diadaptasi dalam film Anak Garuda yang tayang 16 Januari 2020.
Siapa yang menyangka di balik kisah inspiratif itu terkuak aib yang diduga dilakukan oleh JE yang merupakan pendiri SMA SPI. Sejumlah siswi yang merasa menjadi korban akhirnya buka suara, mereka telah menjadi korban kekerasan seksual bahkan sejak awal-awal sekolah itu berdiri.
JE ditangkap kejaksaan di Citraland, Surabaya pada Senin (11/7). Setelah ditangkap, JE dibawa ke Malang. Dia langsung dijebloskan ke sel tahanan Lapas Lowokwaru, Malang.
(dpe/dte)