Sederet Fakta Ibu di Surabaya Aniaya Anak Kandung Usia 5 Bulan hingga Tewas

Sederet Fakta Ibu di Surabaya Aniaya Anak Kandung Usia 5 Bulan hingga Tewas

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 27 Jun 2022 09:32 WIB
Eka (25) penganiaya bayinya hingga tewas di Surabaya
Eka (25) penganiaya bayinya hingga tewas di Surabaya (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Polsek Wonocolo, Surabaya telah menetapkan Eka Sari Yuni Hartini (25) sebagai tersangka. Eka telah menganiaya anak keduanya, ADO, yang masih berusia 5 bulan.

Eka sebetulnya telah ditangkap sesaat setelah jenazah anaknya dievakuasi di Jalan Siwalankerto Tengah Gang Anggur, sekitar pukul 23.00, Sabtu (25/6) malam. Rumah tersebut adalah milik nenek korban.

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dan autopsi jenazah bayi, ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Polisi lantas menetapkan Eka sebagai tersangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penganiayaan itu dilakukan pada Selasa tanggal 22 Juni 2022, sekitar pukul 16.00 WIB," jelas Kapolsek Wonocolo Kompol Roycke Hendrif Fransisco, Minggu (26/6).

Lantas, bagaimana fakta-fakta kasus ini berawal hingga akhirnya terungkap pelakunya adalah Eka? Berikut sederet fakta ibu di Surabaya yang aniaya anak kandung hingga tewas:

ADVERTISEMENT

1. Mayat Bayi Ditemukan Membusuk

Mayat bayi berusia 5 bulan ditemukan membusuk di rumah nomor 121 di Gang Anggur, Siwalankerto Tengah. Bayi berjenis kelamin laki-laki itu diketahui meninggal Kamis (23/6/2022) dini hari. Polisi menyebutkan, sebelum tewas bayi itu sempat dibanting ke kasur oleh ibunya sendiri dan kerap dianiaya.

Kematian bayi tersebut baru dilaporkan ESB, neneknya pada Sabtu (25/6). Bermula saat ESB keluar rumah pada Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB. Ia lantas bertemu dengan tetangganya.

Kepada tetangganya, ESB menceritakan bahwa di rumahnya, cucunya yang baru berusia 5 bulan telah meninggal. Mengetahui hal itu tetangganya segera menghubungi Polsek Wonocolo.

2. Nenek Diancam Dibunuh Jika Berani Melapor

ESB (46) mengaku, dia berani melapor pada hari keempat karena sebenarnya dia dilarang oleh Eka. Tak hanya itu, ESB bahkan diancam akan dibunuh oleh anak kandungnya sendiri jiga dia berani memberitahukan ke orang lain.

"Saya takut kalau dibunuh sama Eka. Iya saya diancam," ujar ESB saat ditemui di rumahnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh polisi.

"Saksi memang diancam akan dibunuh oleh E (Eka) apabila memberitahu orang lain tentang peristiwa ini," terang Kanit Reskrim Polres Wonocolo AKP Ristianto.

Saat tahu anak kandungnya meninggal, tersangka malah pergi ke Yogyakarta. Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.

3. Pelaku Malah Pergi ke Yogyakarta Bersama Suaminya

ESB mengaku dititipi cucunya pada hari Rabu, kemudian pada hari Kamis cucunya diketahui telah meninggal. Ia kemudian memberitahukan kepada Eka bahwa ADO telah meninggal.

Mengetahui kejadian itu, Eka langsung melihat ADO dan melarang ESB untuk memberitahukan ke siapapun. Bukannya mengurus jenazah anaknya, Eka dan suami pergi ke Yogyakarta.

"Anaknya (Eka) langsung naik ke atas lihat terus bilang 'wis jarno ae mbah uti. meneng ae ojo ngomong sopo-sopo sik, engko aku gak sido budal (ke Jogja)'," ujar ESB menirukan E.

4. Korban 2 kali Dibanting hingga Pembuluh Darahnya Pecah

Kapolsek Roycke mengatakan, korban tewas setelah dibanting hingga dua kali ke kasur. Akibatnya, ADO mengalami pecah pembuluh darah.

"Di bagian kepala belakang korban keluar cairan. Dari hasil dari penyelidikan tim INAFIS, cairan itu merupakan akibat benturan di mana ada penggumpalan darah dan mengakibatkan cairan ada pemecahan pembuluh darah," kata Roycke.

Usai dilemparkan dua kali, lanjut Roycke, korban kemudian langsung terdiam. Belum puas, tersangka kemudian membalikkan badan korban dan memukul di bagian punggung dengan tangan kosong.

"Korban terdiam tidak menangis dan membalikkan tubuh korban dalam keadaan telungkup, kemudian memukul dengan telapak tangan," ujar Roycke.

5. Alasan Tersangka Menganiaya Anaknya

Kapolsek Roycke menyebut, motif penganiayaan yang dilakukan tersangka karena jengkel dan emosi kepada korban. ADO diketahui terus menangis dan rewel. Terlebih jika tersangka dan suaminya tengah bertengkar.

"Pelaku merasa jengkel, emosi karena korban suka menangis dan rewel apabila tersangka bertengkar dengan suaminya. Jadi, ini adalah salah satu alasannya, motif pelaku," tutur Roycke

Meski Eka kerap emosi dan melampiaskan ke anaknya, suami korban tidak pernah mengetahui penganiayaan yang dilakukan istrinya. Suami Eka bekerja di perusahaan pelayaran dan jarang di rumah. Menurut Roycke, status pernikahan tersangka dengan suaminya adalah siri.

"Suami tersangka tidak pernah mengetahui penganiayaan, iya siri," ujar Roycke.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Surganya Bebek Goreng Surabaya dan Ayam 'Gosong' yang Unik"
[Gambas:Video 20detik]
(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads