Empat anggota komplotan begal dan jambret sadis di Surabaya dibekuk. Dalam melancarkan aksinya, para pelaku kerap menyakiti korban hingga merampas motor dalam kondisi mabuk.
Penangkapan ini dilakukan Unit Reskrim Polsek Asemrowo Surabaya. Seluruh pelaku merupakan kaum deadwood alias pengangguran hingga pengamen jalanan.
Dari empat anggota komplotan ini, total ada delapan pelaku yang diamankan. Mereka yakni MFA (20) warga Tambak Asri Bunga Rampah, AAF (18) warga Kalianak Timur, MR (19) warga Kalianak Timur, RSB (17) warga Simomagerejo, S (32) warga Tambak Asri, MS (15) warga Tambak Asri, HS (25) warga Tambak Asri dan F (23) warga Kalianak Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Asemrowo Surabaya, Kompol Hari Kurniawan mengatakan, seluruhnya merupakan komplotan begal dan jambret yang berbeda. Namun, mereka beraksi di sejumlah wilayah Asemrowo Surabaya.
Hari mengatakan para pelaku kerap menyasar titik yang sepi dan kerap dilintasi pengendara sepeda motor. Mulai dari kawasan Kalianak, Margomulyo, hingga Asemrowo.
"Mereka sering beraksi di wilayah yang sepi, targetnya para pemotor yang berboncengan," kata Hari kepada detikJatim.com, Senin (21/3/2022).
Hari menuturkan, penangkapan komplotan begal ini bermula dari laporan warga, pengendara, hingga para korban. Tak jarang, ada korban yang melapor dalam kondisi terluka.
"Sejak beberapa bulan lalu, kami sering mendapat laporan dari masyarakat di lokasi tertentu sering ada penjambretan tas dan sepeda motor," ujarnya.
Polisi dengan satu melati di pundaknya itu menjelaskan, empat komplotan tersebut sering beraksi di lokasi yang berbeda. Mirisnya, tiga dari delapan pelaku yang beraksi masih duduk di bangku SMP dan SMA, namun sudah putus sekolah.
![]() |
Dari keresahan masyarakat ini, Hari langsung membentuk tim khusus yang dijuluki 'Sredek' dan mencari keberadaan pelaku. Ketika ditangkap, beberapa pelaku rupanya melakukan aksi yang terbilang sadis.
Sebab, dalam melancarkan aksinya, para pelaku tak segan menyakiti atau melukai pengendara sepeda motor yang menjadi sasarannya.
"Pelaku ini masih muda-muda, malah ada yang masih usia anak-anak. Tapi, mereka tidak takut kepada polisi dan masyarakat sekitar," tuturnya.
Berdasarkan keterangan pelaku saat interogasi, mereka mengungkapkan, selalu mengonsumsi sabu-sabu dan minuman keras sebelum melancarkan aksinya. Ketika tubuhnya sudah setengah sadar, baru lah menyasar para korban yang ada di jalanan Surabaya-Gresik.
"Meski kami kejar, dalam melakukan aksinya para pelaku sering melakukan kekerasan dan tak jarang korbannya sering terluka. Saat kami dalami, ternyata mereka selalu pesta miras dan nyabu agar berani menghadapi siapa pun," katanya.
Hari mengungkapkan, tak menutup kemungkinan para pelaku juga beraksi lintas kota atau kabupaten di Surabaya Raya (Gresik dan Sidoarjo). Sebab, masih ada sejumlah korban yang melapor dengan kejadian dan ciri-ciri serupa.
"Masih kami kembangkan, baik di Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan koordinasi dengan Polrestabes Surabaya, Polres Gresik, dan Sidoarjo. Karena TKP-nya ada banyak, sasarannya pasutri boncengan dan ibu- ibu dari arah Gresik-Surabaya dan dan sebaliknya, pas di tempat sepi menarik tas dan korbannya sampai masuk selokan dan giginya patah semua, kita perbaiki motor, dan ungkap pelakunya," tutur dia.
Selain mengamankan para pelaku, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti. Mulai dari sepeda motor, kunci, hingga tas dan dompet para korban.
(hil/hil)