Ratusan orang melakukan aksi demonstrasi di depan Polres Sumenep. Mereka memprotes penembakan mati Herman yang disebut sebagai begal. Kapolres Sumenep AKBP Rahman wijaya menemui para pengunjuk rasa dan keluarga Herman lalu menyatakan permintaan maaf.
"Sebelum ditembak mati saudara Herman ini mampir ke rumah Kades mau pinjam kontak sepeda motor padahal dia bawa sepeda motor sendiri. Itu artinya dia sudah tidak waras," kata Faisal Koordinator Aksi Demonstrasi itu, Kamis (17/03/2022).
Pada hari ketika peristiwa itu terjadi, sebelum ditembak mati, Herman berangkat dari rumahnya di Desa Gadu Timur, Ganding mampir ke rumah Kepala Desa untuk meminjam kontak sepeda motor padahal dia membawa sepeda motor sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Faisal, Herman sering melakukan itu, meminjam sepeda motor orang lain lalu meninggalkannya begitu saja di suatu tempat. Begitu juga sebelum ditembak mati di Jalan Adirasa korban membawa sepeda motor sendiri lalu duduk tanpa melakukan apa-apa di sepeda motor orang lain meski membawa celurit.
Sebab itulah massa pendemo meminta Polres Sumenep melakukan investigasi dan segera mengklarifikasi pernyataan bahwa korban adalah begal yang pernah mengambil uang masjid. Faisal menegaskan, semua itu tidak benar dan sudah diklarifikasi oleh Haji Jalil yang mengaku sebagai paman korban.
"Polres harus segera meminta maaf dan mengklarifikasi bahwa korban bukan begal, bukan pencuri uang masjid. Korban adalah orang baik yang sedang mengalami gangguan mental sejak beberapa hari belakangan karena ada masalah keluarga," ujar Faisal.
Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya yang menemui pendemo membenarkan runutan kejadian yang disampaikan oleh Faisal. Dia pun menyatakan permintaan maafnya di hadapan massa aksi karena kejadian penembakan itu telah menyebabkan korban meninggal.
"Pada 13 Maret lalu di Jalan Adirasa terjadi peristiwa yang mengakibatkan meninggalnya saudara Herman. Kami memohon maaf," kata Rahman.
Rahman menambahkan bahwa saat ini kejadian itu telah ditangani Polda Jatim yang telah membentuk tim penyelidikan dan investigasi.
Dia juga berjanji bila Tim Polda Jatim itu tuntas melakukan penyelidikan dan investigasi hasilnya akan segera dia sampaikan ke publik. "Sudah dibentuk tim khusus dalam rangka melaksanakan investigasi peristiwa maupun tindakan yang terjadi pada hari Minggu di Jalan Adirasa," kata Rahman.
Rahman pun menandatangani beberapa tuntutan yang disampaikan keluarga korban bersama massa aksi yang meminta kasus itu diusut tuntas. Tertulis juga dalam surat tuntutan itu 5 oknum polisi yang sedang diperiksa Dit Propam Polda Jatim agar diproses hukum seadil-adilnya.
Sebelumnya, Herman ditembak mati setelah diduga mencoba membegal seorang perempuan di Jalan Adirasa, Kalor, Sumenep, Madura pada Minggu (13/3/2022). Saat itu Herman tidak mengindahkan tembakan peringatan polisi tapi terus maju mendekati polisi sambil menenteng celurit.
Polisi mengeluarkan beberapa tembakan yang membuat Herman tersungkur lalu tewas saat perjalanan ke rumah sakit. Setelah peristiwa itu pada Selasa (15/3/2022) lima anggota Resmob Polres Sumenep yang menembak Herman dipanggil Bid Propam Polda Jatim untuk menjalani pemeriksaan dan klarifikasi.
(dpe/iwd)