Kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Jember (Unej) Galau Wahyu Utama (20) mengendap selama 9 tahun. Ketika ada petunjuk, polisi menggeber lagi kasus itu dan berakhir dengan penangkapan kedua pelaku.
Pelaku utama adalah Arif Rachman Hakim (33), warga Dusun Krajan Timur, Desa/Kecamatan Jelbuk, Jember. Pelaku lain yang membantu adalah Mohammad Rofiki (35).
Berikut fakta-fakta dari kasus yang pernah menggemparkan Jember tersebut:
1. Pembunuhan terjadi 9 tahun lalu
Korban dibunuh di dalam mobilnya oleh pelaku Senin petang, 25 Februari 2013. Jenazah korban lalu dibakar di halaman sebuah rumah kosong di Jalan M. Yamin, Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates, Jember.
2. Korban mahasiswa Universitas Jember
Korban Galau Wahyu Utama merupakan mahasiswa program studi Bahasa Inggris FKIP Universitas Jember. Galau adalah anak dari Agus Santoso yang saat itu menjabat sebagai kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Binakal, Bondowoso.
Korban merupakan warga Nangkaan Bondowoso. Setiap hari korban pulang pergi dari kampus ke rumah dan tidak kos.
3. Pelaku dihantui penampakan sosok korban
Usai membunuh, pelaku diliputi perasaan ketakutan. Ia mengaku kerap didatangi sosok yang mirip dengan korban. Beberapa kali saat pelaku hendak akan ke kamar mandi, tiba-tiba muncul sosok korban berdiri di depan pintu.
Tak hanya di depan pintu kamar mandi, sosok korban juga sering muncul di pojok rumahnya dengan posisi berdiri sambil menatapnya. Penampakan korban diaku pelaku hanya berdiri saja memandangnya tanpa bicara. Pelaku mengaku selama 40 hari didatangi sosok pelaku dalam bentuk penampakan.
4. Pelaku kuasai mobil korban
Setelah membunuh, pelaku menguasai mobil Honda Jazz milik korban. Mobil warna silver milik korban pelaku sembunyikan selama 3 bulan di sebuah gubuk dekat rumahnya. Setelah dirasa aman, dia menggunakan mobil itu untuk kegiatan sehari-hari.
Cat mobil itu diganti yang awalnya silver dicutting sticker menjadi putih. Pelat nomor juga diganti dengan pelat nopol palsu.
5. Pelaku gunakan mobil korban untuk cari perhatian calon mertua
Rupanya tujuan pelaku mengusai mobil korban adalah untuk ditunjukkan ke calon mertuanya. Hubungan pelaku dengan pacarnya tidak disetujui calon mertua karena melihat perekonomian pelaku yang kurang mapan dan tak punya pekerjaan tetap.
Dengan modal mobil hasil kejahatan itu, pelaku akhirnya bisa mempersunting dan menikahi kekasihnya. Pesta pernikahan digelar besar-besaran karena calon mertuanya adalah seorang kepala dinas di Jember. Bupati juga datang saat pernikahan
6. Mobil korban digadaikan
Akibat banyaknya utang demi membiayai pernikahan, pelaku akhirnya menggadaikan mobil milik korban. Uang dari hasil jual beli motor dan beternak ayam tidak cukup untuk membayar utangnya.
Mobil itu awalnya digadaikan Rp 35 juta. Tetapi setelah ditambahi surat tanah, nominal itu bertambah menjadi Rp 40 juta.
7. Pelaku merantau ke Bali dan dicerai istri
Untuk mengubah nasib, pelaku bermaksud merantau ke Bali. Dia menggunakan uang istrinya Rp 3 juta sebagai modal. Di Bali, pelaku awalnya bekerja serabutan. Mulai jual bakso hingga jadi makelar jual beli motor. Dia tinggal di sebuah kamar kos di kawasan Denpasar.
Setahun di Bali, pelaku ditelepon istrinya dan memberitahu sudah mengajukan gugatan cerai. Menurut pelaku, sang istri mengaku terpaksa minta cerai karena didesak orang tuanya.
Sejak itu, pelaku tak pernah pulang. Dia kemudian menekuni pekerjaan sebagai tukang pijat. Keahliannya didapat setelah sebelumnya dia mengikuti dan membayar kursus pijat.
Tujuh tahun di Bali, keberadaan pelaku akhirnya terendus petugas. Hingga pada Senin (21/2), pelaku diciduk petugas dari Satreskrim Polres Jember.
Simak Video "Video Tampang Kelik, Pemerkosa-Pembunuh Wanita di Lampung saat Curi Motor"
(iwd/iwd)