Setelah 9 tahun berlalu, kasus pembunuhan seorang mahasiswa Universitas Jember (Unej), Galau Wahyu Utama (20), baru terungkap. Pelaku pembunuhan tertangkap di Bali.
Pelaku adalah Arif Rachman Hakim (33), warga Dusun Krajan Timur, Desa/Kecamatan Jelbuk, Jember. Polisi juga menangkap Mohammad Rofiki (35) yang turut serta dalam peristiwa yang terjadi pada Februari 2013 silam itu.
Korban Galau dibunuh di dalam mobil pada Senin petang, 25 Februari 2013. Jenazah korban lalu dibakar di halaman sebuah rumah kosong di Jalan M. Yamin, Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates, Jember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tersangka utamanya adalah ARH (Arif Rachman Hakim). Sementara tersangka MR (Mohammad Rofiki) berperan sebagai pembantu dalam kasus pembunuhan itu. Ditangkap di Denpasar, Bali," ujar Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo kepada wartawan, Kamis (25/2/2022).
Dengan tertangkapnya pelaku, polisi bisa mengetahui motif dari pembunuhan tersebut. Sekaligus cerita di balik kasus yang sempat menghebohkan Jember 9 tahun lalu itu.
Motif kasus tersebut murni karena pelaku ingin mengusai mobil Honda Jazz milik korban. Pelaku mengajak bertemu korban dengan alasan hendak membeli rumah paman korban. Saat mereka semobil bersama, pelaku Arif mencekik korban hingga tewas.
![]() |
"Waktu saya cek denyut nadi di leher dan tangannya nggak ada. Lidahnya terlihat menjulur keluar. Saya mulai panik. Sebab awalnya tujuan saya hanya ingin membuatnya pingsan, bukan membunuhnya," kata pelaku Arif.
Mobil pun berpindah tangan ke Arif. Arif sendiri mempunyai tujuan ingin memiliki mobil itu. Ia ingin mengesankan calon mertuanya. Selama ini ia berpacaran dengan kekasihnya yang merupakan anak dari seorang kepala dinas di Jember.
Sang calon mertua tak setuju dengan Arif yang masih belum punya pekerjaan tetap dan secara ekonomi masih terbilang kurang. Untuk mengesankan calon mertua, Arif kerap apel menggunakan mobil sewaan. Tetapi lama kelamaan, dompetnya terkuras hingga akhirnya ia mempunyai ide mencuri/merampas mobil.
Mobil Jazz milik korban akhirnya berhasil meluluhkan hati calon mertua sehingga berlanjut ke pelaminan. Pesta digelar secara meriah dan bahkan dihadiri Bupati Jember saat itu. Namun batin Arif tersiksa. Ia kerap dihantui oleh penampakan korban.
"Pokoknya sampai sekitar 40 hari dari awal kematian dia, saya selalu didatangi," ungkap Arif.
Beberapa kali saat Arif hendak akan ke kamar mandi, tiba-tiba muncul sosok korban berdiri di depan pintu. Tak hanya di depan pintu kamar mandi, sosok korban kata Arif, juga sering muncul di pojok rumahnya dengan posisi berdiri sambil menatapnya.
![]() |
"Tapi dia gak ngomong, cuma berdiri saja memandang saya," kata Arif.
Pernikahan Arif akhirnya kandas. Itu dimulai setelah ia harus menggadaikan mobil korban untuk melunasi utang biaya pernikahan. Ia pun akhirnya merantau ke Bali untuk mengadu nasib.
Setahun di Bali, ia menerima Arif ditelepon istrinya dan memberitahu sudah mengajukan gugatan cerai. Menurut Arif, sang istri mengaku terpaksa minta cerai karena didesak orang tuanya.
Sejak itu, Arif tak pernah pulang. Dia kemudian menekuni pekerjaan sebagai tukang pijat. Keahliannya didapat setelah sebelumnya dia mengikuti dan membayar kursus pijat.
Tujuh tahun di Bali, keberadaan Arif akhirnya terendus petugas. Hingga pada Senin (21/2/2022) kemarin, Arif diciduk petugas dari Satreskrim Polres Jember.
"Saat saya ditangkap saya mengakui bahwa pembunuhan yang saya lakukan dibantu Rofiki. Kemudian Rofiki juga ditangkap," pungkas Arif.
(iwd/iwd)