Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto

Foto Jatim

Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 28 Mei 2024 18:09 WIB

Mojokerto - Perajin di Desa Pandankrajan, Kemlagi, Kabupaten Mojokerto bisa sukses berkat usaha batik. Tidak hanya cuan puluhan juta, batik buatanya pun ramah lingkungan.


Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Keuletan Nasta Rofika (33) merintis bisnis batik merek Ulur Wiji sejak tahun 2020 menuai hasil manis. Dalam satu bulanΒ bisa meraup cuan Rp 60 juta.


Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Bisnis yang digelutinya juga mampu memberdayakan warga setempat yang juga masih tetangganya.Β Total pekerja yang membantunya ada 10 orang, terdiri 1 tukang gambar, 6 pembatik, serta 3 bagian pewarnaan.


Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Produksi industri rumahan milik Nasta ini mencapai 12-15 lembar kain batik Ulur Wiji per hari.


Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Batik ramah lingkungan ini laris manis karena cocok dipakai segala usia. Bahkan, penjualannya sampai ke Kanada, Hawai, Jepang, Hongkong, Singapura, Malaysia, Austria, dan Prancis.


Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Setidaknya 6 jenis kain yang biasa digunakan Nasta sebagai bahan dasar batik Ulur Wiji. Yaitu kain tencel, rayon, linen, katun, sutra dan kain tenun alat tenun bukan mesin (ATBM).


Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Perwarnaannya pun menggunkan bahan alami. Warna biru dapatkan dari fermentasi indigo (Indigofera Tinctoria) dan Strobilanthes Cusia. Warna kuning menggunakan kulit buah jalawe (Terminalia Bellirica), sedangkan kulit pohon mahoni untuk warna merah.


Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto
Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto

Hide Ads