Menengok Pembuatan Batik Ramah Lingkungan di Mojokerto

Keuletan Nasta Rofika (33) merintis bisnis batik merek Ulur Wiji sejak tahun 2020 menuai hasil manis. Dalam satu bulan bisa meraup cuan Rp 60 juta.


Bisnis yang digelutinya juga mampu memberdayakan warga setempat yang juga masih tetangganya. Total pekerja yang membantunya ada 10 orang, terdiri 1 tukang gambar, 6 pembatik, serta 3 bagian pewarnaan.


Produksi industri rumahan milik Nasta ini mencapai 12-15 lembar kain batik Ulur Wiji per hari.


Batik ramah lingkungan ini laris manis karena cocok dipakai segala usia. Bahkan, penjualannya sampai ke Kanada, Hawai, Jepang, Hongkong, Singapura, Malaysia, Austria, dan Prancis.


Setidaknya 6 jenis kain yang biasa digunakan Nasta sebagai bahan dasar batik Ulur Wiji. Yaitu kain tencel, rayon, linen, katun, sutra dan kain tenun alat tenun bukan mesin (ATBM).


Perwarnaannya pun menggunkan bahan alami. Warna biru dapatkan dari fermentasi indigo (Indigofera Tinctoria) dan Strobilanthes Cusia. Warna kuning menggunakan kulit buah jalawe (Terminalia Bellirica), sedangkan kulit pohon mahoni untuk warna merah.


Keuletan Nasta Rofika (33) merintis bisnis batik merek Ulur Wiji sejak tahun 2020 menuai hasil manis. Dalam satu bulan bisa meraup cuan Rp 60 juta.
Bisnis yang digelutinya juga mampu memberdayakan warga setempat yang juga masih tetangganya. Total pekerja yang membantunya ada 10 orang, terdiri 1 tukang gambar, 6 pembatik, serta 3 bagian pewarnaan.
Produksi industri rumahan milik Nasta ini mencapai 12-15 lembar kain batik Ulur Wiji per hari.
Batik ramah lingkungan ini laris manis karena cocok dipakai segala usia. Bahkan, penjualannya sampai ke Kanada, Hawai, Jepang, Hongkong, Singapura, Malaysia, Austria, dan Prancis.
Setidaknya 6 jenis kain yang biasa digunakan Nasta sebagai bahan dasar batik Ulur Wiji. Yaitu kain tencel, rayon, linen, katun, sutra dan kain tenun alat tenun bukan mesin (ATBM).
Perwarnaannya pun menggunkan bahan alami. Warna biru dapatkan dari fermentasi indigo (Indigofera Tinctoria) dan Strobilanthes Cusia. Warna kuning menggunakan kulit buah jalawe (Terminalia Bellirica), sedangkan kulit pohon mahoni untuk warna merah.