Jejak Trem di Surabaya, Tiang Listriknya Masih Ada di Jalan Rajawali

Jejak Trem di Surabaya, Tiang Listriknya Masih Ada di Jalan Rajawali

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Selasa, 02 Jul 2024 05:30 WIB
Tiang listrik trem di Surabaya yang masih bisa ditemukan di Jalan Rajawali.
Tiang listrik trem di Surabaya yang masih bisa ditemukan di Jalan Rajawali. (Foto: Foto: Dok. Begandring Soerabaia)
Surabaya -

Tujuh tiang listrik atas (TLA) yang dahulu menjadi sumber energi trem di Surabaya masih bisa ditemukan di Jalan Rajawali, Surabaya. Perkumpulan pegiat sejarah Begandring Soerabaia berhasil mengidentifikasi 2 tiang utuh dan 5 tiang tak utuh di Jalan Rajawali.

Anggota Begandring Soerabaia Navy Pattiruhu mengatakan TLA ini adalah kepunyaan Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS), sebuah operator trem listrik di Surabaya yang mulai beroperasi sejak 1 Juli 1922.

"Pada tahun 1923, OJS memperkenalkan trem tenaga listrik, tepat saat panjang lintasan trem yang saat itu masih memakai tenaga uap mencapai 36 kilometer. Kecepatan trem awalnya 30 km/jam, lalu menjadi 40 km/jam pada tahun 1935," tutur Navy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiang listrik atas trem ini bagian dari jalur trem listrik antara Jembatan Merah dan Tanjung Perak yang dibuka tanggal 12 Juli 1923," tambah pria yang menekuni sejarah perkeretaapian di Indonesia ini.

ADVERTISEMENT
Tiang listrik trem di Surabaya yang masih bisa ditemukan di Jalan Rajawali.Tiang listrik trem di Surabaya yang masih bisa ditemukan di Jalan Rajawali. (Foto: Dok. Begandring Soerabaia)

Saat ditemukan, tampak cekungan di sejumlah titik pada 7 tiang yang sudah berdiri lebih dari seabad tersebut. Ketua Begandring Soerabaia Achmad Zaki Yamani menduga cekungan itu adalah bekas tembakan pada peristiwa 10 November 1945.

"Dominan tembakan tinggi, bahkan sampai atas tiang. Ada kemungkinan para pejuang naik ke tiang untuk mendapatkan pandangan jauh dan leluasa saat menembak," ujar Zaki.

"Saya yakin di dalam tiang (masih) ada pelurunya. Kalau ketemu dan diambil, ini luar bisa. Temuan bekas pertempuran paling hebat," sambung pria yang menekuni sejarah perang revolusi kemerdekaan itu.

Begandring Soerabaia berharap Pemkot Surabaya bisa merelokasi tiang-tiang ini ke Kawasan Kota Lama. Sebab TLA ini memiliki nilai sejarah yang tinggi, yakni kecanggihan teknologi transportasi pada masa itu serta jejak pertempuran 10 November yang legendaris.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads