Hari Puisi Nasional 28 April dan Sosok Chairil Anwar

Hari Puisi Nasional 28 April dan Sosok Chairil Anwar

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Sabtu, 27 Apr 2024 07:30 WIB
Hari Puisi Nasional 28 April bertujuan untuk memperingati wafatnya Chairil Anwar, salah satu legenda penyair di Indonesia. Yuk, simak sosok Chairil Anwar!
Ilustrasi Hari Puisi Nasional. Foto: Indihome
Surabaya -

28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Tahun ini, Hari Puisi Nasional bertepatan Senin. Tujuan peringatan ini untuk memperingati salah satu penyair tersohor Chairil Anwar. Simak sejarah peringatan dan sosok Chairil Anwar.

Hari Puisi Nasional menjadi bentuk apresiasi kepada Chairil Anwar atas partisipasinya dalam mengembangkan Sastra Indonesia. Lantas, bagaimana sejarah dari peringatan Hari Puisi Nasional?

Sejarah Hari Puisi Nasional

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Puisi memiliki bahasa yang terikat irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Selain itu, puisi juga berarti gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari laman ditsmp.Kemdikbud, pemilihan tanggal peringatan Hari Puisi Nasional bertepatan dengan hari wafatnya Chairil Anwar. Sosok penyair legendaris tersebut wafat pada 28 April 1949. Chairil Anwar telah melahirkan 96 karya termasuk 70 puisi.

Chairil Anwar dikenal karena gagasan puisinya yang mendobrak. Puisi dengan judul "Aku" yang ditulis pada 1943 dimuat dalam Majalah Timur pada 1945. Puisi tersebut dianggap sebagai puisi yang memiliki pengaruh besar di Angkatan 45.

ADVERTISEMENT

Untuk mengapresiasi dedikasinya terhadap karya sastra di Indonesia, Chairil Anwar yang dijuluki sebagai Si Binatang Jalang dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45. Puisi-puisi yang dilahirkan Chairil Anwar menggambarkan pejuang kemerdekaan pada zamannya.

Selain itu, terdapat pula puisi yang berisi tentang perlawanan dan semangat merdeka. Penetapan Hari Puisi Nasional diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi untuk memajukan kebudayaan Indonesia.

Profil Singkat Chairil Anwar

Dikutip dari situs Ensiklopedia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang tak lepas dari karya puisinya yang modern di Indonesia. Ia juga menjadi pelopor Angkatan 45 dalam Sastra Indonesia. Chairil Anwar lahir pada 22 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara.

Chairil Anwar merupakan anak dari pasangan Toeloes bin Haji Manan dan Saleha atau yang biasa dikenal dengan Mak Leha. Ayahnya bekerja sebagai ambtenaar pada zaman Belanda, kemudian menjadi Bupati Rengat pada 1948.

Sebelum menjadi seorang penyair, Chairil Anwar menempuh pendidikan di sekolah formal. Mulai dari Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) atau setara dengan SD di Medan.

Kemudian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau setara SLTP dan SMP, namun hanya sampai kelas satu. Chairil Anwar lalu pindah ke Jakarta dan masuk kembali ke MULO di Jakarta. Ia hanya bersekolah di MULO Jakarta sampai kelas dua saja.

Setelah itu, Chairil Anwar belajar sendiri mulai dari belajar bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman. Sehingga Chairil Anwar dapat membaca, mempelajari karya sastra, dan melahirkan tulisan-tulisan dalam bahasa-bahasa tersebut.

Cara Memperingati Hari Puisi Nasional

Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk ikut merayakan Hari Puisi Nasional. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk merayakan Hari Puisi Nasional.

  • Membaca dan menulis puisi. Membaca puisi dapat memperkaya kosa kata, sementara dengan menulis dapat mengekspresikan diri.
  • Mengunggah puisi karya Chairil Anwar atau penyair lainnya. Detikers juga bisa membagikan puisi milik pribadi di laman media sosial.
  • Mengunggah Twibbon Hari Puisi Nasional.
  • Menghadiri perayaan puisi. Detikers bisa ikut berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan atau hanya sekadar sebagai penonton maupun peserta.
  • Mengikuti lomba membuat atau membaca puisi sebagai upaya melestarikan karya sastra ini.

Itulah sejarah Hari Puisi Nasional hingga profil Chairil Anwar yang menjadi sosok di balik peringatan ini. Selamat Hari Puisi Nasional.

Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(irb/fat)


Hide Ads