.webp)
Sambil mengenakan seragam Satpol PP lengkap dan membawa boneka puppet, Edy dengan terampil menghibur anak-anak lewat dongeng hingga bernyanyi bersama. Tentu, dalam setiap penampilannya selalu diselipkan edukasi-edukasi baik terkait perda maupun profesi.
"Hampir setiap bulan dapat panggilan, bulan kemarin itu sampai enam kali. Biasanya saya datang untuk memberikan edukasi terkait perda, kemudian pentingnya mengelola sampah, hingga mengenalkan profesi Satpol PP," ujarnya kepada detikJatim, Senin (13/11/2023).
Dalam menjalankan tugas tambahan tersebut, Edy mengaku tidak merasa terbebani melainkan senang dan menikmati bisa mendongeng serta menghibur anak-anak. Dia tidak memungkiri, sejak lama memang sudah memiliki ketertarikan untuk mendongeng.
"Sejak dulu memang suka mendongeng, cuman saat saya menjadi staf Dinas Pendidikan Kota Batu tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya (tampil langsung). Kemudian setelah pindah ke Satpol PP Kota Batu malah keinginan saya bisa tercapai," ungkapnya.
Pria bergelar Sarjana Seni dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya itu sejak 2010 sudah tertarik dan mencoba belajar mendongeng. Singkat cerita, dia memadukan dasar kesenian yang dimiliki dengan kemampuan mendongengnya.
Pada 2019, Edy dipindah tugas dari Dinas Pendidikan ke Satpol PP Kota Batu. Saat itu, awal dia mulai membuat konten YouTube mendongeng menggunakan boneka puppet. Tidak lama, tawaran mendongeng secara offline mulai berdatangan dari sekolah.
Awalnya Edy kesulitan karena banyak tawaran untuk tampil, tapi karena dukungan atasan dan rekan kerjanya kemudahan-kemudahan dia dapat. Sehingga selain tugas utama sebagai Satpol PP, Edy juga memiliki tugas tambahan mengedukasi anak-anak.
Pria yang tinggal di Jalan Kopral Kasdi, Banaran, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu itu menghibur anak-anak menggunakan dua boneka puppet. Pertama, boneka anak laki-laki berpakaian Satpol PP bernama Saprol, dan kedua boneka anak perempuan berpakaian Linmas bernama Lince.
"Jadi ketika boneka-boneka ini bertanya, saya yang bertugas menjawab. Kalau penyampaian kayak gini bisa lebih mengena, dibandingkan penyampaian biasa aja bikin anak-anak ngantuk," ungkapnya.
"Untuk memberi edukasi ke anak-anak, biasanya selalu saya awali dengan awalan baik bernyanyi bersama, mendongeng, dan baru nanti akan saya selipkan edukasi-edukasi seperti pedagang kaki lima tidak boleh berjualan di trotoar hingga pentingnya mengelola sampah," sambungnya.
(irb/irb)
