Walkot Eri Perankan Residen Soedirman Saat Teatrikal Perobekan Bendera

Walkot Eri Perankan Residen Soedirman Saat Teatrikal Perobekan Bendera

Aprilia Devi - detikJatim
Minggu, 21 Sep 2025 11:00 WIB
Eri Cahyadi Jadi Residen Soedirman dalam Teatrikal Perobekan Bendera
Walkot Eri saat memerankan Residen Soedirman (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali memerankan Residen Soedirman dalam teatrikal perobekan B endera Belanda di Hotel Majapahit atau eks Hotel Yamato. Eri pun turut menyampaikan refleksinya dalam momen ini.

"Ini menunjukkan agar jangan pernah hilang sejarah ini, bagaimana pengorbanan Cak Sidik (salah satu pahlawan yang gugur), bagaimana pengorbanan seluruh masyarakat Surabaya ketika harus naik ke Hotel Yamato merobek bendera biru menjadi merah putih," ujar Eri kepada awak media, Minggu (21/9/2025).

Menurut Eri, pengibaran Bendera Merah Putih juga memiliki filosofi tersendiri yakni mengibarkan kebersamaan, gotong royong, hingga rasa kekeluargaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Juga mengibarkan merdeka dari segala-galanya, dari penjajah. Berarti memerdekakan dari kemiskinan, memerdekakan dari kebodohan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Lewat teatrikal kolosal itu, Eri turut berharap agar warga Surabaya senantiasa ingat untuk mengobarkan semangat persatuan. Hal itu juga dapat diwujudkan dengan gotong royong menjaga keamanan dan kenyamanan Kota Pahlawan.

"Karena itu saya berharap dengan acara hari ini akan semangat arek-arek Surabaya terus berkobar, terus saling bergerak bersama untuk menjadikan Surabaya ini kota yang aman, kota yang nyaman, kota yang bisa menjalatakan seluruh warganya. Dengan cara bergotong-royong," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, ribuan warga tumplek blek menyaksikan teatrikal kolosal 'Surabaya Merah Putih'. Teatrikal itu merupakan refleksi perobekan bendera yang digelar di Hotel Majapahit atau eks Hotel Yamato 19 September 1945 silam.

Pantauan detikJatim, teatrikal itu digelar mulai pukul 08.00 WIB. Ribuan masyarakat sangat antusias peristiwa bersejarah itu.

Diketahui saat itu, pasukan Belanda mengibarkan bendera Belanda untuk merayakan ulang tahun Ratu belanda, Wilhelmina. Padahal saat itu Indonesia telah merdeka. Bendera itu dikibarkan di menara Hotel Yamato.

Mengetahui hal tersebut, arek-arek Suroboyo pun marah. Mereka menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka dan meminta agar bendera Belanda diturunkan.

Residen Soedirman, residen yang memimpin Surabaya masa itu pun menegaskan bahwa yang boleh dikibarkan hanya bendera merah putih. Hingga akhirnya perlawanan pecah.

Arek-arek Suroboyo naik menara dan merobek bendera Belanda. Warna biru dirobek, hingga sisa Merah Putih. Bendera kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan. Seluruh pahlawan hingga masyarakat semuanya terkesima dan khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Merdeka! Merdeka! Merdeka!," teriak arek-arek Suroboyo ketika berhasil merobek bendera Belanda, Minggu (21/9/2025).

Namun salah satu pahlawan, Cak Sidik gugur dalam peristiwa perobekan bendera itu. Ia ditembak oleh sekutu hingga lagu Gugur Bunga dikumandangkan.

"Di balik menara bendera, kami tidak goyah berdiri karena semangat bersatu, tekat menyala, harga diri terlalu mahal untuk ditukar. Arek Suroboyo tahu mati lebih baik daripada dijajah lagi," ujar Residen Soedirman yang diperankan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads