Meriahnya Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Yamato Surabaya

Meriahnya Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Yamato Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Minggu, 21 Sep 2025 09:12 WIB
Teatrikal perobekan bendera Surabaya Merah Putih
Teatrikal perobekan bendera 'Surabaya Merah Putih'/Foto ApriliaFoto: Aprilia Devi/detikJatim
Surabaya -

Ribuan warga tumplek blek menyaksikan teatrikal kolosal 'Surabaya Merah Putih'. Teatrikal itu merupakan refleksi perobekan bendera yang digelar di Hotel Majapahit atau eks Hotel Yamato 19 September 1945 silam.

Pantauan detikJatim, teatrikal itu digelar mulai pukul 08.00 WIB. Ribuan masyarakat sangat antusias peristiwa bersejarah itu.

Diketahui saat itu, pasukan Belanda mengibarkan bendera Belanda untuk merayakan ulang tahun Ratu belanda, Wilhelmina. Padahal saat itu Indonesia telah merdeka. Bendera itu dikibarkan di menara Hotel Yamato.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengetahui hal tersebut, arek-arek Suroboyo pun marah. Mereka menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka dan meminta agar bendera Belanda diturunkan.

Teatrikal perobekan bendera 'Surabaya Merah Putih'Teatrikal perobekan bendera 'Surabaya Merah Putih' Foto: Aprilia Devi/detikJatim

Residen Soedirman, residen yang memimpin Surabaya masa itu pun menegaskan bahwa yang boleh dikibarkan hanya bendera merah putih. Hingga akhirnya perlawanan pecah.

ADVERTISEMENT

Arek-arek Suroboyo naik menara dan merobek Bendera Belanda. Warna biru dirobek, hingga sisa Merah Putih. Bendera kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan.

Seluruh pahlawan hingga masyarakat semuanya terkesima dan khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Merdeka! Merdeka! Merdeka!," teriak arek-arek Suroboyo ketika berhasil merobek bendera Belanda, Minggu (21/9/2025).

Namun salah satu pahlawan, Cak Sidik gugur dalam peristiwa perobekan bendera itu. Ia ditembak oleh sekutu hingga lagu Gugur Bunga dikumandangkan.

"Di balik menara bendera, kami tidak goyah berdiri karena semangat bersatu, tekat menyala, harga diri terlalu mahal untuk ditukar. Arek Suroboyo tahu mati lebih baik daripada dijajah lagi," ujar Residen Soedirman yang diperankan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Teatrikal ini berhasil menggugah haru dan memupuk semangat nasionalisme warga Surabaya. Seperti kata satu warga yang turut menyaksikan teatrikal, Rosi (30).

"Ini kali kedua saya menyaksikan teatrikal perobekan bendera. Sangat ikonik ya, refleksi peristiwa sejarah ini juga memupuk rasa nasionalisme," katanya.

Untuk informasi dalam teatrikal ini melibatkan sejumlah elemen masyarakat mulai dari pelajar, veteran, komunitas teater, hingga komunitas pegiat sejarah Kota Surabaya.

Teatrikal ini termasuk dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November yang selalu diperingati di Kota Surabaya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads