Baju Isyana Simbol Kebanggaan Budaya Pasuruan

Baju Isyana Simbol Kebanggaan Budaya Pasuruan

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Kamis, 18 Sep 2025 12:25 WIB
Busana Isyana Khas Kabupaten Pasuruan
Busana Isyana Khas Kabupaten Pasuruan. Foto: Muhajir Arifin
Surabaya -

Kabupaten Pasuruan kini memiliki satu kebudayaan baru kebanggaan, yaitu baju Isyana. Busana khas ini langsung menarik perhatian karena tampil berbeda dari pakaian seremonial biasa.

Dengan desain yang memadukan keanggunan modern dan sentuhan tradisi, baju Isyana berhasil menghadirkan identitas Pasuruan dalam bentuk nyata, sehingga setiap orang yang melihatnya bisa merasakan nuansa sejarah dan budaya daerah ini.

Uniknya, baju Isyana dirancang sendiri oleh Bupati ke-38 Pasuruan, HM Irsyad Yusuf (Gus Irsyad). Tidak hanya sekadar pakaian resmi, setiap detail dari jubah hingga blangkon berkuncir dirancang dengan cermat untuk merangkul unsur religius, sejarah, dan potensi ekonomi daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan begitu, baju ini bukan hanya simbol resmi pemerintah, tetapi juga representasi kekayaan budaya Pasuruan yang bisa dinikmati dan dikenang masyarakat luas. Berikut filosofi hingga motif baju Isyana khas Pasuruan.

Asal-usul dan Filosofi Baju Isyana

Dalam arsip pemberitaan detikNews, Gus Irsyad sengaja menamai busana ini "Isyana" dengan merujuk pada jejak sejarah kerajaan Jawa. Nama tersebut diambil dari gelar Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa yang dipakai Mpu Sindok, raja pendiri Dinasti Isyana.

ADVERTISEMENT

Menurut Gus Irsyad, pemilihan nama ini untuk mengaitkan identitas Kabupaten Pasuruan dengan warisan sejarah tersebut, sekaligus memberi nuansa kebesaran lokal pada busana resmi daerah. Secara visual, busana Isyana menonjolkan dua elemen yang mudah dikenali, blangkon dua kuncir dan jubah berwarna gelap.

Blangkon berkuncir melambangkan kearifan lokal sekaligus simbol Dinasti Isyana. Sementara itu, jubah berwarna gelap dipilih untuk merepresentasikan mayoritas masyarakat Pasuruan yang lekat dengan tradisi pesantren-sebuah cara elegan membungkus modernitas pemerintahan dengan nuansa religius khas daerah.

Detail bordir pada jubah dengan motif bunga sedap malam bukan sekadar hiasan. Motif itu mewakili kekayaan alam Pasuruan dan menunjuk pada kapasitas ekonomi kreatif daerah, terutama usaha bordir khas Bangil yang sudah dikenal luas. Dengan demikian, busana Isyana juga berperan sebagai media promosi bagi UKM lokal.

Di Balik Upaya Mematenkan Desain Baju Isyana

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Pasuruan, desain busana Isyana sudah didaftarkan Pemkab Pasuruan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham Jawa Timur sejak 23 September 2016 melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan.

Proses pendaftaran itu menemui beberapa catatan revisi administratif yang harus dipenuhi, seperti permintaan agar kata "Khas" tidak dicantumkan dalam pengajuan agar fokus pada desain industri, serta ketentuan teknis yang dikirimkan untuk pendaftaran adalah gambar pakaian, bukan foto pemakai.

Proses perlindungan desain ini memang cenderung lebih lama dibandingkan pendaftaran merek dagang. Pemkab harus menjalani revisi administrasi dan menunggu pengumuman resmi yang diperkirakan memakan waktu hingga dua tahun sesuai aturan yang berlaku saat itu.

Langkah ini membuktikan keseriusan Pemkab Pasuruan untuk memastikan desain Isyana mendapat pengakuan legal sebelum dipromosikan lebih luas. Sejumlah pemberitaan kemudian mengeklaim busana Isyana sudah dipatenkan, terutama setelah dikenakan dalam acara resmi hari jadi Kabupaten Pasuruan 2024.

Namun, ditelusuri detikJatim, belum ada dokumen publik yang menunjukkan nomor pendaftaran atau surat keputusan resmi dari DJKI, sehingga status hukum finalnya belum pernah dipublikasikan secara terbuka.

Dari Upacara Resmi hingga Peluang Ekonomi

Isyana tidak hanya berhenti sebagai rancangan di atas kertas, tetapi juga benar-benar dipakai dalam acara resmi. Pada peringatan hari jadi Kabupaten Pasuruan ke-1093 misalnya, Bupati Irsyad Yusuf mengenakan pakaian Isyana saat memimpin apel.

Pakaian serupa juga dikenakan wakil bupati, sekda, pimpinan DPRD, serta seluruh jajaran Forkopimda dan petugas apel. Penggunaan seragam budaya ini dalam upacara kenegaraan memberi kesan bahwa busana Isyana mulai menjadi identitas visual pemerintahan daerah.

Dari sisi ekonomi, langkah pematenan dan pemakaian resmi membuka peluang besar. Desain yang dilindungi hukum memungkinkan Pemkab mengatur produksi, lisensi, atau menjalin kerja sama dengan perajin lokal, sehingga manfaat ekonomi langsung mengalir ke pelaku UMKM bordir dan tekstil.

Motif sedap malam atau detail blangkon dapat diolah menjadi produk cenderamata, seragam birokrasi yang menarik, atau koleksi pariwisata budaya-tentu dengan model yang menjaga kualitas dan hak intelektual.

Namun, adopsi busana daerah sebagai pakaian resmi juga menghadapi sejumlah tantangan. Penerimaan publik yang tidak otomatis, kebutuhan kapasitas produksi lokal agar bisa memenuhi permintaan tanpa menurunkan mutu, hingga tata hubungan pemasaran agar tidak menimbulkan klaim pihak lain.

Baju Isyana hadir sebagai perpaduan sejarah, religiusitas, dan ambisi ekonomi. Dari inspirasi Dinasti Isyana hingga upaya melindungi desain lewat pendaftaran resmi, busana ini mencerminkan bagaimana pemerintah daerah berusaha membangun identitas simbolik yang juga membawa nilai ekonomi.

Ke depan, keberhasilan Isyana akan sangat ditentukan oleh tata kelola perlindungan hak kekayaan intelektual, pengembangan kapasitas UMKM bordir lokal, dan penerimaan masyarakat sebagai bagian dari identitas kolektif Pasuruan.

Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads