Ribuan Warga Berebut Air Jamasan Gong Kiai Pradah Blitar Cari Berkah

Ribuan Warga Berebut Air Jamasan Gong Kiai Pradah Blitar Cari Berkah

Fima Purwanti - detikJatim
Sabtu, 06 Sep 2025 15:15 WIB
Prosesi siraman gong Kiai Pradah di Blitar
Prosesi Rebutan Air Siraman Gong Kiai Pradah/Foto: Fima Purwanti/detikjatim
Blitar -

Siraman atau jamasan Gong Kiai Pradah merupakan salah satu tradisi budaya yang dilestarikan oleh warga Kabupaten Blitar. Air bekas siraman itu juga menjadi rebutan bagi warga yang percaya akan tradisi mencari berkah.

Pantauan detikJatim, ribuan warga berebut tumpeng hingga air bekas siraman Gong Kiai Pradah di Alun-alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Mulai dari anak-anak hingga lansia tampak semangat memadati kawasan siraman tersebut meskipun di bawah terik.

Prosesi siraman gong Kiai Pradah di BlitarGong Kiai Pradah Foto: Fima Purwanti/detikjatim

Siraman Gong Kiai Pradah dimulai dengan kirab mengeluarkan gong dari tempat penyimpanan di pendopo. Setelah itu, gong akan dibawa menuju ke tempat siraman di bangunan panggung seperti menara. Di situ, gong Kiai Pradah dibersihkan dengan air kembang, dan ditutup kembali dengan kain putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua mobil damkar digunakan untuk menampung air bekas siraman dan disiramkan kepada warga. Sejumlah warga juga yang membawa botol untuk menampung air bekas siraman tersebut.

Prosesi siraman gong Kiai Pradah di BlitarTempat siraman gong Kiai Pradah di Blitar Foto: Fima Purwanti/detikjatim

Usai prosesi, gong Kiai Pradah kembali dikirab ke tempat penyimpanan dan ditutup dengan doa bersama. Warga juga langsung menyerbu dua tumpeng hasil bumi di depan pendopo sebagai tradisi berebut keberkahan.

ADVERTISEMENT

"Iya setiap tahun datang, cari berkah dari mbah (Kiai) pradah. Sudah tradisi sejak dulu," ujar salah seorang warga dari Kecamatan Binangun, Marsini kepada detikJatim, Sabtu (6/9/2025).

Marsini mengaku sengaja membawa botol untuk menampung air bekas siraman gong Kiai Pradah. Selain itu, Ia juga mengambil beberapa daun yang digunakan untuk siraman tersebut.

"Ini (daun) untuk dicampur ke tanaman sawah, biar berkah dan biar subur. Alhamdulillah dapat, tadi berangkat sejak pukul 07.00 WIB," terangnya.

Bupati Blitar Rijanto mengatakan, siraman gong Kiai Pradah merupakan agenda tahunan. Agenda tradisi budaya yang terus dilestarikan sejak dahulu hingga saat ini. Selain itu, agenda itu juga menjadi momen untuk mendongkrak wisata budaya dan ekonomi masyarakat.

"Kegiatan ini tidak hanya untuk melestarikan tradisi budaya, tapi juga untuk mendongkrak kebutuhan ekonomi masyarakat. Tentu kami akan berupaya untuk terus mengembangkan potensi wisata budaya ini secara maksimal," tandasnya.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads