5 Contoh Busana Tradisional Jawa Timur yang Wajib Diketahui

5 Contoh Busana Tradisional Jawa Timur yang Wajib Diketahui

Katherine Yovita - detikJatim
Minggu, 03 Agu 2025 04:00 WIB
Peta Jawa Timur.
Ilustrasi Jawa Timur. Simak Rekomendasi Busana Daerah Jawa Timur Foto: Gavriel Rama Evantya/detikJatim
Suraba -

Busana adat Jawa Timur mencerminkan keberagaman budaya dan sejarah yang berkembang dari masa ke masa di wilayah ini. Setiap pakaian tradisional memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi potongan, motif, hingga filosofi yang terkandung di dalamnya.

Tak hanya digunakan dalam upacara adat atau acara resmi, busana adat Jawa Timur kini juga diangkat dalam berbagai perayaan daerah, pameran budaya, hingga ajang promosi pariwisata.

5 Busana Adat Jawa Timur

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberadaannya menjadi pengingat akan pentingnya menjaga tradisi di tengah perubahan zaman, sekaligus wujud penghormatan terhadap nilai-nilai yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya. Berikut adalah 5 busana adat asal Jawa Timur.

1. Pesa'an dan Kebaya Rancangan

Pesa'an adalah busana adat khas Madura yang identik dengan kaos bergaris merah-putih (loreng bang-biru) dan celana longgar berwarna hitam. Biasanya busana ini juga dipadukan dengan pelengkap di bagian kepala yakni odheng santapan atau odheng tapoghan.

ADVERTISEMENT

Busana ini mencerminkan karakter masyarakat Madura yang tegas dan gigih dalam berjuang melawan musuh maupun mencari nafkah. Sementara itu, pakaiannya yang berwarna hitam menyimbolkan sesuatu yang murni, artinya segala tindakan orang Madura tidak ragu-ragu menunjukkan suatu ketegasan hidup di mana semua keputusan telah diperhitungkan secara matang.

Sementara itu, untuk wanita, kebaya rancangan khas Jawa Timur biasanya dirancang dengan menonjolkan sisi keindahan dan keanggunan. Nama "Rancongan" sendiri berasal dari kata "roncong", yang merupakan sejenis keris Jawa Timur yang melambangkan keindahan dan keanggunan. Busana ini biasanya digunakan untuk berbagai macam acara seperti pernikahan, acara resmi, dan festival.

2. Batik Sidomukti khas Magetan

Batik Sidomukti merupakan motif batik khas dari Magetan yang sudah populer sejak tahun 1970-an. Sidomukti sendiri berasal dari nama sebuah desa di wilayah Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, di mana mayoritas penduduknya bergerak di bidang pertanian.

Dikutip dari laman resmi Desa Sidomukti Magetan, orang-orang menyebutnya sebagai Batik Sidomukti/Batik Pring karena motif batik ini adalah bambu (pring: dalam bahasa Jawa). Adapun Batik Sidomukti menyimpan filosofi tentang harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Lebih jauh, disadur dari laman resmi Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, bambu dipilih sebagai motif utama Batik Sidomukti bukan tanpa alasan. Bambu sebagai tumbuhan yang selalu tumbuh secara bergerombol mengajarkan bahwa sejatinya manusia tidak bisa hidup sendiri, sehingga harus selalu menjaga kerukunan dan kebersamaan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Selain memiliki nilai estetika yang kuat, Batik Sidomukti juga menjadi simbol identitas dan semangat gotong royong masyarakat Magetan, sekaligus pengingat akan pentingnya harmoni dalam kehidupan sosial.

3. Sekar Buwono

Sekar Buwono adalah salah satu busana adat Jawa Timur khas Batu yang kerap dikenakan dalam acara kenegaraan atau pertunjukan budaya. Busana Sekar Buwono sendiri menyimpan filosofi dasar yang didasari 3 potensi daerah Kota Batu yakni dalam sektor kebudayaan, pertanian, dan pariwisata.

Pada pria, biasanya busana ini dipadukan dengan beskap tradisional khas Malang beserta blangkon, begitu pula dengan wanita yang menggunakan kebaya dan jarik, serta hiasan kepala bersanggul.

Adapun ciri khas dari busana ini adalah adanya unsur petani dan pegunungan, karena daerah ini dikenal sebagai kota wisata dan pertanian.

4. Kaprawiran

Kaprawiran adalah busana tradisional asli Nganjuk yang mencerminkan semangat keprajuritan atau keberanian. Kaprawiran sendiri diambil dari kata 'Perwira' yang berarti prajurit gagah dan tangguh, mencerminkan sosok Jawa Timur yang tegas, kuat, dan penuh tanggung jawab.

Pakaian adat Nganjuk dibagi menjadi dua yaitu Kanegaraan yang digunakan untuk acara resmi dan formal, khususnya di pemerintahan. Selain itu ada Padintenan yang dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

5. Jombang Deles

Busana adat Jombang Deles mencerminkan perpaduan nilai sejarah, budaya lokal, dan filosofi kehidupan masyarakat Jombang yang egaliter dan toleran. Pada busana pria, elemen seperti Udheng Blangkon Sundhul Mego menjadi simbol toleransi, merujuk pada karakter wayang dan gabungan gaya penutup kepala khas Jawa Timuran.

Sementara itu, pakaian bawah pria yang disebut Tapih Kudawaningpati, merefleksikan pengaruh sejarah Kerajaan Jenggala dan cerita Panji. Untuk busana wanita, nama Kemodoningrat dipilih sebagai penghormatan terhadap tokoh pewayangan Dewi Sekartaji atau Galuh Candrakirana. Penutup kepala berupa kerudung atau selendang berwarna hijau botol digunakan sebagai penanda identitas keislaman dan ciri khas Kota Santri.

Itu dia detikers sederet busana daerah khas Jawa Timur.




(ihc/dpe)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads