Kabupaten di Jawa Timur yang Rayakan Hari Jadi Agustus 2025

Kabupaten di Jawa Timur yang Rayakan Hari Jadi Agustus 2025

Katherine Yovita - detikJatim
Kamis, 31 Jul 2025 16:30 WIB
Peta Jawa Timur
Peta Jawa Timur. Foto: Gavriel Rama/detikJatim
Surabaya -

Bulan Agustus tak hanya identik dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di Jawa Timur, sejumlah daerah juga merayakan momen penting lainnya, yakni hari jadi kabupaten yang menjadi tonggak sejarah berdirinya wilayah tersebut.

Perayaan ini biasanya diwarnai dengan berbagai kegiatan budaya, ziarah tokoh pendiri, hingga hiburan rakyat. Momentum hari jadi ini tak sekadar seremonial, tetapi menjadi refleksi atas perjalanan panjang suatu daerah dalam membangun identitas, memajukan pembangunan, dan melestarikan nilai-nilai lokal.

Kabupaten di Jatim Rayakan Hari Jadi Bulan Agustus

Setiap kabupaten memiliki cara tersendiri dalam memperingatinya, menjadikannya agenda yang dinanti masyarakat. Berikut daftar kabupaten di Jawa Timur yang memperingati hari jadinya pada bulan Agustus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kabupaten Blitar

Tanggal: 5 Agustus 1324

Mengutip laman resmi Pemkab Blitar, sejarah berdirinya Kabupaten Blitar telah dimulai sejak masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Kawasan ini menjadi penting pada awal abad ke-14, khususnya setelah Raden Wijaya mengusir tentara Tartar dari Kubilai Khan pada tahun 1293 M dan mendirikan Majapahit.

ADVERTISEMENT

Tonggak resmi lahirnya Kabupaten Blitar ditandai Prasasti Blitar 1 tertanggal 5 Agustus 1324 M. Prasasti ini berisi pengakuan atas Blitar sebagai daerah Swatantra di bawah pemerintahan Raja Jayanegara (1309-1328). Inilah yang kemudian dijadikan dasar penetapan hari jadi Kabupaten Blitar setiap 5 Agustus.

Peran strategis Blitar di masa Majapahit juga terekam dalam Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca, yang mencatat perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Jawa Timur pada 1357. Hingga kini, situs seperti Candi Penataran dan Candi Gambar Wetan menjadi bukti warisan budaya Blitar yang bertahan sejak abad ke-14-15.

2. Kabupaten Ponorogo

Tanggal: 11 Agustus 1496

Kabupaten Ponorogo memiliki akar sejarah panjang yang ditandai perpaduan budaya Jawa dan nilai-nilai keislaman. Nama Ponorogo sendiri berasal dari kata Pramana yang berarti daya kekuatan, rahasia hidup), dan Raga yang berarti jasmani, yang dimaknai sebagai kesatuan antara kekuatan spiritual dan fisik.

Ponorogo diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-15. Berdasarkan babad dan cerita rakyat, wilayah ini didirikan Raden Katong, putra Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit dengan putri dari Begelen. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.

Ponorogo kini dikenal dengan dua julukan khas, yaitu Kota Reog karena seni tradisional reog Ponorogo yang mendunia, serta Kota Santri karena banyaknya pondok pesantren ternama. Salah satu yang paling dikenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor di Kecamatan Mlarak, yang menjadi pusat pendidikan Islam modern.

3. Kabupaten Bondowoso

Tanggal: 17 Agustus 1819

Sejarah Kabupaten Bondowoso berawal dari kisah Raden Bagus Assra, putra Demang Walikromo, yang mengungsi ke Besuki pada masa kekacauan setelah pemberontakan Ke Lesap tahun 1743. Ia diasuh Ki Patih Alus dan diberi pendidikan agama serta bela diri sebagai bekal kepemimpinan.

Pada 1794, Assra menemukan wilayah strategis yang kini dikenal sebagai Bondowoso, dan diangkat menjadi Demang dengan gelar Mas Ngabehi Astrotruno. Pada 17 Agustus 1819, H Adipati Besuki R Aryo resmi diberi kepercayaan memimpin wilayah tersebut, yang menjadi momen resmi kelahiran Kabupaten Bondowoso.

Kini, Bondowoso dikenal dengan julukan Kota Tape, karena produksi tape singkong-nya yang menjadi ikon kuliner khas. Selain itu, Bondowoso juga menyimpan banyak situs bersejarah, termasuk peninggalan megalitikum yang tersebar di berbagai penjuru kabupaten.

4. Kabupaten Trenggalek

Tanggal: 31 Agustus 1194

Merujuk informasi dari Disperpusip Jawa Timur, sejarah Trenggalek bermula dari Prasasti Kampak yang ditemukan tahun 929 M (851 Saka), dikeluarkan Raja Mpu Sindok. Prasasti ini mencatat bahwa daerah Kampak, yang kini masuk wilayah Trenggalek, sudah memiliki status swatantra atau otonom sejak abad ke-10.

Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Kahuripan di bawah Raja Airlangga, dan selanjutnya Kerajaan Kediri. Bukti sejarah lainnya adalah Prasasti Kamulan dari Raja Kertajaya tahun 1194 M (1116 Saka), yang menyebut rakyat Kamulan membantu raja dalam mengusir musuh dari Katang-Katang.

Berdasarkan prasasti tersebut, hari jadi Kabupaten Trenggalek ditetapkan pada 31 Agustus 1194. Sejak dahulu, daerah ini memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas wilayah kerajaan serta menyimpan nilai-nilai historis yang masih dilestarikan hingga kini.




(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads