Setiap bulan Agustus, semangat kemerdekaan menyelimuti seluruh penjuru Indonesia. Masyarakat dari berbagai kalangan turut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia setiap 17 Agustus lewat beragam lomba seru yang digelar di lingkungan rumah, sekolah, hingga kantor.
Salah satu cara unik merayakan Agustusan adalah dengan mengangkat permainan tradisional khas daerah. Di Jawa Timur, misalnya, banyak permainan rakyat yang tak hanya menghibur, tapi juga sarat makna kebersamaan serta nilai-nilai budaya lokal.
detikJatim telah merangkum beberapa ide lomba 17 Agustus yang terinspirasi dari permainan tradisional Jawa Timur dan cocok digelar di berbagai lingkungan. Berikut daftar ide lomba dari permainan tradisional Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide Lomba 17 Agustus
Dengan memadukan semangat kemerdekaan dan pelestarian budaya, perayaan 17 Agustus bisa menjadi lebih bermakna dan mengundang tawa. Berikut adalah sejumlah ide lomba 17 Agustus khas Jawa Timur yang bisa menjadi inspirasi.
1. Cublak-cublak Suweng
Permainan klasik ini dimainkan secara berkelompok dan diiringi lagu tradisional Jawa. Seorang anak berbaring tengkurap, sementara lainnya duduk melingkar dan menyembunyikan biji atau kerikil dari tangan ke tangan. Si penebak harus menebak di tangan siapa biji itu berada. Seru dan penuh tawa!
2. Karapan Sapi Mini
Karapan sapi adalah lomba pacuan sapi khas Madura, Jawa Timur. Untuk versi Agustusan, bisa dibuat replika sederhana menggunakan mainan atau boneka sapi dan dimainkan anak-anak. Selain menghibur, ini juga memperkenalkan budaya Madura kepada generasi muda.
3. Nekeran (Main Gundu)
Lomba ini menggunakan kelereng yang disusun dalam lingkaran. Pemain harus menyentil kelereng agar bisa mengeluarkan kelereng lawan dari lingkaran. Selain melatih ketangkasan, permainan ini juga menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat.
4. Bentengan
Permainan ini menggabungkan strategi dan kecepatan. Dua tim bersaing untuk menyentuh "benteng" lawan, yang biasanya berupa tiang atau pohon, sambil menghindari sentuhan dari lawan. Tim yang berhasil mencapai benteng lawan paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
5. Jamuran
Permainan ini dilakukan dengan menyanyi lagu "Jamuran" sambil berputar mengelilingi satu pemain di tengah (pancer). Saat lagu selesai, pancer menyebut nama jamur dan pemain lain harus menirukan bentuk jamur tersebut. Jika ada yang tertawa saat digelitik, ia akan menggantikan posisi pancer.
6. Lompat Karet
Menggunakan tali karet yang disambung, dua orang memutar tali dan satu orang harus melompatinya. Tingkatan ketinggian meningkat mulai dari semata kaki hingga setinggi kepala. Ini menjadi favorit anak-anak perempuan karena menantang dan menghibur.
7. Patil Lele (Gatrik)
Permainan ini menggunakan dua batang kayu: satu pendek dan satu panjang. Pemain harus melempar dan memukul batang pendek agar lawan tidak dapat menangkapnya. Selain melatih koordinasi mata dan tangan, permainan ini juga menyenangkan untuk ditonton.
8. Engklek
Engklek atau ingklik adalah permainan lompat kotak yang digambar di tanah. Dengan menggunakan satu kaki, pemain melompat dari satu kotak ke kotak lain tanpa menyentuh garis. Permainan ini sederhana namun penuh tantangan.
9. Gobak Sodor
Permainan tim ini menuntut kecepatan dan strategi. Satu tim berusaha melewati garis lawan tanpa tersentuh, sementara tim lainnya menjaga garis tersebut. Tim yang mampu menyusup dan kembali paling banyak akan keluar sebagai pemenang.
10. Congklak (Dakon)
Permainan ini dimainkan oleh dua orang menggunakan papan berlubang dan biji-bijian. Pemain harus menyebarkan biji ke lubang satu per satu hingga biji habis. Pemain dengan jumlah biji terbanyak di rumahnya dinyatakan menang. Cocok untuk melatih perhitungan dan strategi.
11. Ongsrotan
Ongsrotan adalah permainan asal Gresik yang dimainkan dengan melempar pecahan ubin ke dalam kotak pembatas. Permainan ini biasa dilakukan saat malam bulan purnama dan sering dimainkan berpasangan. Kesederhanaannya menjadi daya tarik tersendiri.
Lomba-lomba khas Jawa Timur bukan hanya cara untuk memeriahkan HUT RI, tetapi juga sarana mengenalkan anak-anak pada budaya lokal yang kaya nilai. Melalui permainan tradisional, kita belajar tentang kerja sama, sportivitas, dan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
(ihc/irb)