Pemkot Surabaya menetapkan Bahasa Jawa Krama Inggil sebagai materi muatan lokal untuk siswa TK hingga SMP. Salah satu tujuannya untuk membiasakan siswa praktik berbahasa Jawa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh menjelaskan bahwa penerapan Bahasa Jawa sebagai materi muatan lokal di sekolah ini diatur di dalam Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2025.
Nantinya aturan itu akan diterapkan lewat program 'Kamis Mlipis', di mana tiap hari Kamis sekolah di Surabaya diwajibkan menggunakan Bahasa Jawa. Pihaknya pun optimistis revitalisasi Bahasa Jawa dapat berhasil dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah langkah konkret untuk membiasakan siswa dan seluruh warga sekolah berkomunikasi dalam Bahasa Jawa, sehingga tidak hanya teori tapi juga praktik," kata Yusuf, Jumat (4/7/2025).
Baca juga: 50 Kata-kata Bijak dalam Bahasa Jawa |
Yusuf menyebut bahwa Dinas Pendidikan Surabaya pun berkoordinasi erat dengan berbagai pihak dalam program tersebut. Termasuk Balai Bahasa Jawa Timur yang sudah melakukan audiensi khusus dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa.
"Pengajaran akan disesuaikan dengan Bahasa Jawa khas Surabaya. Misalnya, dalam mendongeng, siswa bisa menggunakan cerita daerah dengan logat khas Surabaya seperti kata 'rek' atau 'koen', menunjukkan fleksibilitas dalam penerapan," jelasnya.
Lebih lanjut untuk merevitalisasi Bahasa Jawa, Yusuf mengatakan program ini juga akan menjadi prioritas di dalam kegiatan lomba antar sekolah. Beberapa kompetisi akan digelar seperti cerpen, pidato, mendongeng, komedi tunggal, puisi, menembang, hingga menulis aksara Jawa.
"Selain itu, MGMP Bahasa Jawa Kota juga telah diberi mandat untuk menyusun modul ajar revitalisasi Bahasa Jawa, lengkap dengan Surat Perintah Tugas resmi," tuturnya.
Terkait mekanisme pengawasan serta evaluasi keberhasilan program, akan dilakukan oleh Balai Bahasa lewat jurnal maupun pendampingan.
"Balai Bahasa pun akan membentuk grup khusus guna memfasilitasi koordinasi serta pengiriman hasil kerja yakni modul ajar," terang Yusuf.
Yusuf juga memastikan akan ada pelatihan khusus bagi guru-guru yang akan terlibat dalam pelaksanaan demi kelancaran program.
"Dengan persiapan yang komprehensif ini, Dispendik Surabaya yakin Bahasa Jawa Krama Inggil akan semakin hidup dan lestari di kalangan generasi muda Surabaya," pungkasnya.
(dpe/hil)