Temuan Bata Kuno di Situs Balekambang Diduga Peninggalan Hindu-Buddha

Temuan Bata Kuno di Situs Balekambang Diduga Peninggalan Hindu-Buddha

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 27 Jun 2025 12:20 WIB
Proses survei situs Balekambang Malang
Proses survei situs Balekambang Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur menemukan struktur bata kuno di Situs Balekambang, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Area situs diduga merupakan peninggalan Hindu-Buddha.

Meski batas dan bentuk keseluruhan struktur belum terungkap.Ukuran yang luas dan temuan pendukung lainnya mengindikasikan bahwa situs ini memiliki nilai arkeologis tinggi, kemungkinan berasal dari masa Hindu-Buddha.

"Struktur bata ini memang belum kita ketahui batas-batasnya, tapi areanya cukup luas. Belum bisa kita pastikan bentuk utuhnya seperti apa, apakah ini candi, tembok, atau struktur lainnya," ujar Ning Suryati, arkeolog yang memimpin kegiatan survei kepada wartawan, Jumat (27/6/2026).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain temuan struktur bata, tim juga menemukan pecahan keramik, gerabah, serta tulang belulang besar yang diduga berasal dari hewan seperti kerbau atau sapi.

Salah satu temuan yang menarik adalah batu bermotif serta bata dengan hiasan daun dan cakaran ayam. Indikasi khas yang kerap ditemukan pada peninggalan era Hindu-Buddha.

ADVERTISEMENT

"Dari material batanya dan peralatan rumah tangga seperti gerabah, bisa disimpulkan ini kemungkinan situs permukiman masa Hindu-Buddha. Tapi karena belum ditemukan arca atau simbol keagamaan, belum bisa dipastikan bentuk keagamaannya," tambahnya.

Proses survei situs Balekambang MalangProses survei situs Balekambang Malang Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim

Tim arkeolog juga melakukan survei di luar pagar situs dan menemukan struktur batu lain di bawah pohon jeruk, memperkuat dugaan bahwa area situs lebih luas dari area yang telah dipagari.

Untuk itu, BPK Wilayah XI Jawa Timur merekomendasikan perluasan zona pelindungan situs serta pembebasan lahan untuk mendukung ekskavasi lanjutan.

"Rekomendasi kami jelas: perlu dilakukan ekskavasi lanjutan dan pembebasan lahan, karena potensinya sangat besar. Dinas Kebudayaan sudah kami beri informasi awal, tinggal menunggu laporan tertulis kami," jelasnya.

Saat ini, struktur bata yang telah ditemukan telah ditutup sementara untuk melindungi dari kerusakan dan intervensi pengunjung. Warga sekitar, termasuk kepala dusun, disebut sangat kooperatif dalam membantu menjaga situs tersebut.

Ning juga menekankan bahwa penelitian lanjutan bukan hanya melalui ekskavasi, tapi juga kajian literatur sejarah primer dan sekunder untuk mengetahui apakah situs ini pernah disebut dalam naskah atau catatan masa lalu.

Meski belum bisa dipastikan kapan ekskavasi akan dilakukan, BPK menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi prioritas dan telah menjadi bagian dari rekomendasi resmi kepada instansi terkait.




(mua/hil)


Hide Ads