- Asal-Usul Tradisi Tidur di Lantai pada Malam Suro
- Makna Filosofis Tidur di Lantai 1. Menghormati Leluhur 2. Menangkal Roh Jahat 3. Melatih Kesederhanaan dan Kedekatan dengan Tuhan 4. Mendapatkan Ketenangan Batin
- Manfaat Kesehatan Tidur di Lantai 1. Membentuk Postur Tubuh yang Lebih Baik 2. Meredakan Pegal Linu 3. Meningkatkan Kemampuan Bangun Pagi 4. Namun, Ada Risiko yang Perlu Diwaspadai
- Cara Melakukan Tradisi Tidur di Lantai dengan Benar 1. Pilih Lokasi Tidur yang Aman 2. Gunakan Alas Tidur yang Nyaman 3. Kenakan Pakaian Longgar dan Hangat 4. Minum Air Putih yang Cukup 5. Awali dengan Doa atau Meditasi
Malam 1 Suro merupakan malam yang sangat sakral dalam budaya Jawa. Malam ini menandai pergantian tahun dalam penanggalan Jawa dan diyakini sebagai waktu yang penuh dengan nilai spiritual. Tak heran jika masyarakat Jawa menjalani berbagai ritual khusus untuk menyambutnya.
Salah satu tradisi yang cukup unik adalah tidur di lantai sebelum pukul 12 malam. Meski terdengar sederhana, kebiasaan ini menyimpan makna yang dalam dan diyakini membawa banyak manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan.
Dirangkum dari berbagai sumber, detikJatim membahas secara lengkap tentang asal-usul tradisi tidur di lantai pada malam 1 Suro, makna filosofisnya, hingga cara yang tepat untuk melakukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-Usul Tradisi Tidur di Lantai pada Malam Suro
Tradisi ini berakar dari kepercayaan masyarakat Jawa kuno, yang meyakini bahwa malam 1 Suro adalah waktu bertemunya alam manusia dan alam gaib. Dalam suasana yang sakral ini, segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan niat baik akan memberikan dampak spiritual yang kuat.
Tidur di lantai dipandang sebagai simbol kerendahan hati dan penghormatan kepada Tuhan serta leluhur. Posisi tubuh yang lebih rendah dari biasanya dianggap mencerminkan sikap pasrah dan tawakal dalam menyambut tahun yang baru.
Makna Filosofis Tidur di Lantai
Bukan sekadar kebiasaan turun-temurun, tidur di lantai pada malam Suro memiliki berbagai makna mendalam bagi masyarakat Jawa. Beberapa di antaranya:
1. Menghormati Leluhur
Malam Suro dipercaya sebagai momen di mana arwah leluhur turun untuk mengunjungi keturunannya. Dengan tidur di lantai, seseorang menunjukkan sikap hormat dan kerendahan hati. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada mereka yang telah mendahului kita, sekaligus sebagai doa agar mereka tenang di alam baka.
2. Menangkal Roh Jahat
Dalam kepercayaan Jawa, malam Suro juga dikenal sebagai waktu ketika energi negatif dan roh jahat lebih aktif. Tidur di lantai dipercaya dapat memberikan perlindungan, karena lantai diyakini memiliki energi bumi yang positif dan dapat menangkal gangguan makhluk halus.
3. Melatih Kesederhanaan dan Kedekatan dengan Tuhan
Tidur di lantai melatih seseorang untuk hidup lebih sederhana dan rendah hati. Kedekatan fisik dengan bumi melambangkan kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta. Tradisi ini mendorong introspeksi dan penguatan hubungan dengan Tuhan.
4. Mendapatkan Ketenangan Batin
Tidur di lantai pada malam yang hening dipercaya membawa ketenangan pikiran dan kedamaian hati. Suasana malam yang sunyi memberikan ruang untuk merenung, bermuhasabah, dan menyambut tahun baru Jawa dengan hati yang bersih dan tenang.
Manfaat Kesehatan Tidur di Lantai
Selain mengandung makna spiritual, tidur di lantai juga memiliki beberapa manfaat kesehatan. Berikut manfaat dari tidur di lantai dirangkum dari detikhealth:
1. Membentuk Postur Tubuh yang Lebih Baik
Tidur di lantai dapat membantu menjaga postur tubuh, terutama tulang belakang. Permukaan yang keras membantu punggung tetap tegak dan mencegah tulang belakang melengkung, berbeda dengan kasur empuk yang terlalu mengikuti lekuk tubuh.
2. Meredakan Pegal Linu
Tidur di permukaan keras seperti lantai dapat membantu meringankan gejala linu panggul. Posisi tidur yang stabil membantu meringankan tekanan pada saraf dan sendi, meski hasil ini belum sepenuhnya didukung bukti ilmiah. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter bila memiliki kondisi medis.
3. Meningkatkan Kemampuan Bangun Pagi
Tidur di lantai membuat tubuh tidak terlalu nyaman untuk berlama-lama berbaring, sehingga lebih mudah bangun pagi. Ini cocok bagi orang yang ingin memulai hari dengan lebih produktif dan tidak terlambat bangun.
4. Namun, Ada Risiko yang Perlu Diwaspadai
Tidur di lantai tidak cocok untuk semua orang. Mereka yang mudah masuk angin, memiliki gangguan sendi, atau alergi terhadap debu sebaiknya menghindarinya. Gunakan alas seperti tikar atau matras tipis untuk meminimalkan risiko ini.
Cara Melakukan Tradisi Tidur di Lantai dengan Benar
Bagi deikers yang ingin menjalankan tradisi ini di malam 1 Suro, berikut beberapa tips agar tetap aman dan nyaman:
1. Pilih Lokasi Tidur yang Aman
Pastikan area tempat tidur bersih dari benda tajam, kabel, atau hal lain yang dapat membahayakan. Pilih sudut ruangan yang tenang dan tidak langsung terkena angin.
2. Gunakan Alas Tidur yang Nyaman
Meski tidur di lantai, gunakan alas seperti tikar, matras tipis, atau selimut tebal yang dilipat untuk mengurangi tekanan langsung pada tubuh.
3. Kenakan Pakaian Longgar dan Hangat
Gunakan pakaian tidur yang longgar dan cukup hangat agar tidak mudah kedinginan. Hindari pakaian ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat.
4. Minum Air Putih yang Cukup
Pastikan tubuh terhidrasi sebelum tidur untuk membantu proses relaksasi. Kekurangan cairan dapat mengganggu kualitas tidur.
5. Awali dengan Doa atau Meditasi
Luangkan waktu beberapa menit untuk berdoa atau bermeditasi sebelum tidur. Hal ini akan membantu menenangkan pikiran dan memperkuat niat spiritual dalam menjalani tradisi malam Suro.
(auh/ihc)