Festival Karawitan Grebeg Suro 2025: Dwija Budaya Laras Jadi Bintang

Festival Karawitan Grebeg Suro 2025: Dwija Budaya Laras Jadi Bintang

Charolin Pebrianti - detikJatim
Jumat, 20 Jun 2025 14:55 WIB
Lomba Karawitan Grebeg Suro 2025
Lomba Karawitan Grebeg Suro 2025 (Foto: Istimewa)
Ponorogo -

Di tengah gegap gempita Grebeg Suro 2025, denting gamelan yang mengalun syahdu dari Pendopo Agung Ponorogo memecah suasana. Bukan sekadar pertunjukan, namun bukti bahwa seni karawitan masih hidup dan terus bertumbuh di tangan generasi muda.

Festival Karawitan Umum tahun ini mempertemukan 15 grup terbaik dari total 25 yang mendaftar. Dua hari penuh, Rabu-Kamis (18-19 Juni 2025), panggung pendopo menjadi saksi bakat-bakat lokal yang menyatu dalam harmoni nada tradisional Jawa.

Salah satu momen paling berkesan datang dari grup Dwija Budaya Laras milik SMPN 2 Balong. Tanpa gimmick berlebihan, penampilan mereka justru mencuri perhatian dan menyabet juara pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penampilannya tertata rapi, dari segi garapan, penyajian, dan rasa semuanya pas. Mereka tahu batas porsi, dan itu yang sulit dicapai," kata Sunarya, salah satu juri festival, kepada wartawan, Jumat (20/6/2025).

Sunarya mengaku, menilai festival kali ini bukan perkara mudah. "Nilainya hampir rata. Kami sebagai juri jujur saja kewalahan. Tidak ada grup yang benar-benar menonjol atau jatuh semuanya stabil," ungkapnya, mengakui persaingan yang sangat ketat.

ADVERTISEMENT

Di posisi kedua ada Panji Laras Iromo dari Desa Gelang Lor, Kecamatan Sukorejo. Sementara peringkat ketiga diraih oleh Manuhara, grup yang beranggotakan para guru MGMP Bahasa Jawa tingkat SMP se-Ponorogo. Ketiganya tak hanya membawa pulang piala dan uang pembinaan, tetapi juga hadiah istimewa: seperangkat alat musik gamelan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka terhadap budaya.

Yang menarik, seluruh peserta dinilai oleh tiga juri kompeten: Sunarya, Sarji, dan Bagus Danang Surya Putra. Mereka bertiga sepakat bahwa geliat seni karawitan di Ponorogo terus menunjukkan progres positif.

"Setiap tahun selalu ada panggung karawitan. Bahkan sekarang, satu kecamatan bisa mandiri mencari pemain. Dulu harus saling pinjam. Ini menandakan regenerasi berjalan baik," tambah Sunarya dengan nada optimis.

Malam penutupan festival menjadi lebih istimewa dengan hadirnya Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, didampingi Wakil Bupati Lisdyarita dan Kepala Disbudparpora Judha Slamet Sarwo Edi. Ketiganya menyerahkan langsung piala dan hadiah kepada para pemenang.

Dalam sambutannya, Bupati Sugiri memberi pesan menyentuh. "Festival ini bukan sekadar lomba, tapi ruang ekspresi dan pelestarian budaya. Harapannya, tahun depan bisa lebih besar, lebih semarak, dan lebih membanggakan," ucapnya disambut tepuk tangan hadirin.

Festival Karawitan Umum Grebeg Suro 2025 tak hanya soal siapa yang juara. Lebih dari itu, ini adalah panggung di mana suara gamelan anak-anak negeri berbicara tentang cinta, warisan, dan masa depan budaya Ponorogo.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads