Semangat generasi muda Ponorogo dalam melestarikan seni tradisional kembali membara di Festival Reog Remaja (FRR) XXI. Ajang tahunan yang digelar di panggung terbuka Alun-alun Ponorogo itu resmi dimulai, dengan penampilan memukau dari enam tim peserta.
Salah satu tim yang mencuri perhatian datang dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Jenangan. Meski waktu persiapan terbilang singkat, kurang dari satu bulan, para siswa tetap tampil maksimal.
"Persiapan kami tahun ini sebenarnya sedikit mendadak, cuma kurang dari satu bulan persiapannya. Tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar. Optimis harus, dan kami berharap bisa masuk nominasi," ujar pelatih SMP 1 Jenangan, Ageng Bronjontoko kepada wartawan, Jumat (20/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ageng, motivasi terbesar anak-anak didiknya bukan sekadar mengejar juara. "Yang utama adalah cinta mereka terhadap kesenian Reog Ponorogo. Sayang kalau tidak ikut festival ini. Ajang ini jadi ruang untuk menyalurkan bakat mereka," imbuhnya.
Penampilan pembuka malam itu dimulai dari grup Taruno Mudo Sigolo-golo, yang terdiri dari pelajar MTsN 2 Ponorogo Kecamatan Babadan. Tampil sebagai peserta nomor urut satu, mereka sukses membius penonton dengan aksi dua Bujang Ganong cilik yang enerjik.
Sorak-sorai penonton menggema sepanjang pertunjukan. Aksi anak-anak itu bahkan dianggap tak kalah dengan para penari dewasa.
Hal serupa terlihat dari grup Widya Simha Wiraga, Sanggar Tari Candra Waskitha dari Kecamatan Pulung. Mulai dari prajurit Jathil hingga penampil Singo Barong versi mini, semuanya dimainkan oleh anak-anak.
"Secara teknik dan mental mereka luar biasa. Meski masih kecil, mereka percaya diri dan tampil penuh semangat," ucap salah satu penonton, Sulastri, warga setempat.
Menambah semarak malam, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko tampak hadir di antara penonton. Kehadirannya memberi motivasi tersendiri bagi peserta yang tampil. Ia terlihat menikmati jalannya kompetisi hingga selesai.
(auh/hil)