Gerebek Pancasila menjadi tradisi dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Kota Blitar. Kirab pusaka dan gunungan limo dilakukan sebagai simbol kemakmuran dengan berbagi hasil bumi.
Pantauan detikJatim di lokasi, ratusan warga memadati area Makam Bung Karno sejak pagi. Mereka menunggu arak-arakan gunungan limo yang selalu ada dalam tradisi Gerebek Pancasila.
Kirab gunungan limo tiba di Makam Bung Karno sekitar pukul 10.43 WIB. Sebelum diperebutkan warga, gunungan limo didoakan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dalam sekejap, gunungan itu diperebutkan warga yang telah lama menunggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warga asal Nganjuk, Hartatik mengaku sudah tiga kali mengikuti acara Gerebek Pancasila di Kota Blitar. Ia berangkat dari Nganjuk bersama rombongan. Menurutnya, tradisi berebut gunungan limo menjadi berkah bagi masyarakat.
"Sudah tiga kali ikut ini (Gerebek Pancasila). Ya yakin dengan tradisi ini bisa dapat berkah dari gunungan itu. Ini dapat padi mau saya simpan dan beberapa sayur lainnya," katanya kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).
Gunungan limo dan beberapa gunungan hasil bumi dari setiap Kelurahan/Kecamatan Kota Blitar dikumpulkan di alun-alun. Setelah upacara, lambang Pancasila dan gunungan limo diarak menuju Makam Bung Karno.
Warga lainnnya asal Bendogerit Kota Blitar, Mintarti menyebut Gerebek Pancasila merupakan tradisi setiap tahun. Sehingga warga selalu antusias menunggu dan ikut berebut kirab gunungan limo yang merupakan hasil bumi itu.
"Iya, setiap tahun sekali ikut, sudah acara rutin. Jadi kami selalu datang ikut rebutan gunungan itu, ya untuk cari berkah. Lumayan dapat sayur untuk dimasak nanti," jelasnya.
Sebagai informasi, Gerebek Pancasila dimulai dengan kirab bedol pusaka, malam renungan, dan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila. Puncaknya, yakni kirab pusaka dan gunungan limo yang berisikan hasil bumi. Hal itu sebagai simbol kemakmuran dan berbagi atas hasil panen warga Kota Blitar.
(auh/irb)