Lebih dari 1.000 orang mendatangi taman pemakaman umum (TPU) Taman Surga di Kelurahan Taman Baru Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi jelang Ramadhan.
Mereka berbondong bondong dengan membawa bunga, sapu lidi, tikar, makanan dan air dalam berbagai wadah seperti galon, ember bahkan kendi. Mereka sengaja datang untuk mengikuti prosesi budaya ziarah akbar yang sudah digelar selama empat tahun berturut-turut.
"Ziarah akbar ini sudah 4 tahunan ini kami selenggarakan. Sebelumnya ziarah digelar sendiri-sendiri. Tujuan kami menggelar ziarah akbar supaya lebih kompak," kata Ketua Panitia Ziarah Akbar TPU Taman Makam Surga, Kamuli, Kamis (27/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ziarah makam yang sudah menjadi budaya bagi sebagian besar umat muslim ini pun menjadi lebih semarak. Mereka tidak hanya datang untuk berkirim doa tetapi juga merekatkan hubungan keluarga dan tetangga.
![]() |
Berbeda dengan kebanyakan ziarah makam pada umumnya yang dilakukan secara sendiri-sendiri, di TPU ini warga tampak guyub bersama keluarga besar. Mereka menggelar tikar di sekitar makam anggota keluarganya yang telah tiada.
Sedari pagi sebelum prosesi ziarah, pihak makam juga menggelar serangkaian kegiatan seperti Khotmil Quran, penerimaan infaq dan puncaknya adalah pengajian dan tahlil yang diikuti oleh keluarga ahli kubur.
Kamuli menyebut jumlah makam di tempat tersebut sekitar 500 makam. Beberapa tahun belakangan pihak yayasan juga tengah menata makam supaya lebih rapi dan nyaman bagi peziarah.
Kini makam tersebut rapi layaknya makam-makam modern. Dibuat tersistem, berjarak dan terseragam dengan nisan berbentuk kotak. Selain itu pada kompleks makam juga ditanami rumput yang dirawat secara kontinu supaya makam terlihat asri dan tertata.
"Tanah di sisi barat makam telah dibeli yayasan. Ketika makam utama nanti penuh tanah baru tersebut bisa digunakan," terang Kamuli.
![]() |
Arsyi, salah satu peziarah yang baru berusia 7 tahun mengaku merasa ada di taman bermain, kompleks pemakaman tersebut tidak terkesan seram sama sekali bagi bocah SD ini. Bahkan, sembari merangkai gelang dari manik-manik untuk almarhum kakeknya ia menemani sang nenek berkirim doa.
"Nggak takut, Arsyi bikin gelang untuk kakek. Suka di sini seperti taman," kata Arsyi.
Sementara Yatmini sang Nenek mengaku kerap mengajak cucunya ke makam tersebut. Namun, untuk ziarah akbar baru kali ini ia mengajak sang cucu.
"Baru sekarang saya mengajak, di sini untuk doa bersama dan pengajian," kata nenek 76 tahun tersebut.
(erm/iwd)