Kisah Kamar Merdeka Hotel Majapahit, Saksi Bisu Perobekan Bendera Belanda

Kisah Kamar Merdeka Hotel Majapahit, Saksi Bisu Perobekan Bendera Belanda

Sri Rahayu - detikJatim
Minggu, 12 Jan 2025 06:00 WIB
Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit Surabaya
Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit Surabaya di dekat kamar merdeka (Foto: Aprilia Devi)
Surabaya -

Hotel Majapahit di Surabaya, yang dulu bernama Hotel Yamato, menyimpan banyak kisah heroik dan tragis di balik sejarah perjuangan Indonesia. Salah satu yang menarik perhatian adalah Kamar Merdeka.

Kamar tersebut merupakan ruangan yang menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, termasuk pembunuhan tragis Mr Plugman, calon Wali Kota Surabaya pasca-Jepang menyerah.

Menurut praktisi sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo, Mr Plugman adalah tokoh penting pasca Perang Dunia II yang dibunuh di kamar merdeka pada saat perobekan bendera Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasca-Jepang, Hotel Majapahit dijadikan pusat transit misi kemanusiaan. Fungsinya untuk melucuti senjata Jepang, melepaskan tawanan, dan menjadi pusat koordinasi sekutu. Di sinilah Mr. Plugman tinggal sementara di Kamar Merdeka," ucap Kuncarsono saat dihubungi detikJatim.

Misi yang dijalankan Mr Plugman pada awalnya adalah bagian dari upaya membangun kembali tatanan dunia setelah perang. Namun, situasi yang memanas di Surabaya membuatnya menjadi tokoh yang diincar.

ADVERTISEMENT
Kamar merdeka di Hotel Majapahit kiniKamar merdeka di Hotel Majapahit kini (Foto: HIMAWAN SUTANTO)

"Di kamar itu, ia sempat melucuti senjata Jepang sebelum akhirnya tewas terbunuh akibat keyakinannya yang teguh dan perjuangannya untuk menjadi Wali Kota Surabaya," jelas Kuncarsono.

Tragedi yang menimpa Mr Plugman tidak terlepas dari gejolak politik dan konflik antara Indonesia dan sekutu pasca proklamasi kemerdekaan. Hotel Majapahit, khususnya Kamar Merdeka, memiliki peran strategis karena lokasinya yang penting di pusat kota.

"Sebelum ditembok seperti sekarang, bagian belakang hotel hanya berupa pagar besi. Dari sini, area hotel sangat strategis untuk kegiatan militer dan pengawasan," tambah Kuncarsono.

Selain menjadi tempat terbunuhnya Mr Plugman, Kamar Merdeka juga menjadi lokasi bersejarah lain. Pada 19 September 1945, insiden perobekan bendera Belanda di hotel ini terjadi, yang menjadi simbol perlawanan rakyat Surabaya terhadap kolonialisme.

Bendera Belanda yang dikibarkan dari Kamar Merdeka dirobek menjadi merah putih oleh para pemuda Surabaya, menandai tekad mereka mempertahankan kemerdekaan.

"Kamar Merdeka bukan hanya saksi bisu perjuangan, tetapi juga simbol keyakinan. Di ruangan inilah tragedi dan sejarah berjalan beriringan, di mana Mr Pulgman membawa bendera Belanda dari kamar Merdeka menuju ke arah Tiang tanpa persetujuan. Namun di kamar itu juga dirinya dibunuh," jelas Kuncarsono.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads