Jalan Pabean Sayangan di Surabaya utara menyimpan cerita kejayaan industri kerajinan tembaga yang pernah menjadi bagian penting dari ekonomi Surabaya. Penamaan jalan ini tak hanya sebatas identitas geografis, tetapi juga simbol warisan sejarah kota yang kaya.
Shohibudin Qhadir, pegiat sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia, mengungkapkan bahwa penamaan Jalan Pabean Sayangan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi yang berkembang di kawasan ini sejak masa kolonial.
"Nama 'Pabean' mengacu pada kantor pajak atau tolkantoor, sedangkan 'Sayangan' berasal dari kata Sajangan, yang berarti alat perkakas tembaga," kata Shohib kepada detikJatim, Kamis (9/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada era kolonial, kawasan ini dikenal sebagai pusat kerajinan tembaga. Surat kabar Soerabaija Handelsblaad tahun 1887 menyebut wilayah ini dengan nama Kampong Sajangan. Keberadaan kerajinan tembaga menjadi ciri khas kawasan yang berlokasi strategis dekat Pasar Pabean, salah satu pasar tertua di Surabaya.
Namun, perubahan zaman membawa transformasi pada kawasan ini. Banyak rumah tinggal yang dialihfungsikan menjadi gudang atau ruko, seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan di sekitar jalan menuju Pasar Pabean.
"Transformasi ini mengubah wajah kawasan, tetapi jejak sejarahnya tetap penting untuk diingat dan dimaknai dengan benar," beber pegiat sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia itu.
Shohib berharap agar pemerintah kota lebih peduli terhadap kawasan ini. Penataan infrastruktur dan pelestarian bangunan yang memiliki nilai sejarah dianggap penting untuk menjaga identitas kawasan ini sebagai bagian dari kota lama Surabaya.
"Jika dikelola dengan baik, kawasan ini berpotensi menjadi destinasi heritage yang menarik," tandasnya.
(irb/iwd)